Minggu, 28 Februari 2010
Pemadaman bergilir: Orang Tua Khawatir Gagal UN
Fikri Akbar
Sebuah pameo yang mengatakan bahwa sukses pendidikan adalah kerjasama berbagai pihak. Namun kinerja Perusahaan Listrik Negara (PLN) dalam 10 tahun belakangan ini tampak mengecewakan, masyarakat mengeluhkan dengan diberlakukannya jam pemadaman bergilir di beberapa wilayah di Kota Pontianak dan sekitarnya. Hal ini pula yang menjadi salah satu kekhawatiran para orangtua yang anaknya sedang duduk di kelas 3, terutama dengan jam belajar anak dalam rangka persiapan menghadapi Ujian Nasional Mendatang.
Kekhawatiran itu sangat beralasan dengan tanggal pelaksanaan Ujian Nasional yang semakin di ambang. Karena lulus tidaknya UN 2010 mendatang ditentukan oleh kesiapan siswanya dengan jam belajar yang intensif. Dalam hal ini tentunya pusat perhatian para orangtua pada kelulusan anaknya.
Pemadaman yang dirasa “tak menentu” ini sangat mengganggu konsentrasi siswa untuk belajar, ditambah lagi dengan jam mati lampu yang panjang mulai jam 5 sore sampai jam 11 malam. Hal ini menyebabkan siswa menjadi mengantuk, karena tidak melakukan apa-apa. Selain itu, tak jarang beberapa siswa yang belajar menggunakan lilin dengan cahaya seadanya.
“Kalo cam ini teros, payahlah budak-budak ni nak belajar?, mao tak maoklah pake lilen!” ungkap ibu Murni warga Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo, kelurahan Sei Jawi Dalam dengan geram.
Hal yang sama juga diutarakan oleh Atikah, seorang siswi murid kelas 3 SMPN 12 di Jl. Tabrani Ahmad, Gg Lawu. Dirinya mengaku kesulitan belajar dengan adanya pemadaman bergilir yang dilakukan oleh PLN. “Kalo dah memang mati lampu, ye pake lilenlah belajarnye” Ungkapnya lesu.
Masyarakat sangat mengaharapkan agar pemerintah cekatan menanggapi hal ini dengan serius. Melakukan tindakan-tindakan konkrit pada kinerja PLN, karena jika kondisi seperti ini dibiarkan berlarut-larut, bukan tidak mungkin hal ini akan berdampak domino bagi kebutuhan masyarakan akan listrik.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Minggu, 28 Februari 2010
Pemadaman bergilir: Orang Tua Khawatir Gagal UN
Fikri Akbar
Sebuah pameo yang mengatakan bahwa sukses pendidikan adalah kerjasama berbagai pihak. Namun kinerja Perusahaan Listrik Negara (PLN) dalam 10 tahun belakangan ini tampak mengecewakan, masyarakat mengeluhkan dengan diberlakukannya jam pemadaman bergilir di beberapa wilayah di Kota Pontianak dan sekitarnya. Hal ini pula yang menjadi salah satu kekhawatiran para orangtua yang anaknya sedang duduk di kelas 3, terutama dengan jam belajar anak dalam rangka persiapan menghadapi Ujian Nasional Mendatang.
Kekhawatiran itu sangat beralasan dengan tanggal pelaksanaan Ujian Nasional yang semakin di ambang. Karena lulus tidaknya UN 2010 mendatang ditentukan oleh kesiapan siswanya dengan jam belajar yang intensif. Dalam hal ini tentunya pusat perhatian para orangtua pada kelulusan anaknya.
Pemadaman yang dirasa “tak menentu” ini sangat mengganggu konsentrasi siswa untuk belajar, ditambah lagi dengan jam mati lampu yang panjang mulai jam 5 sore sampai jam 11 malam. Hal ini menyebabkan siswa menjadi mengantuk, karena tidak melakukan apa-apa. Selain itu, tak jarang beberapa siswa yang belajar menggunakan lilin dengan cahaya seadanya.
“Kalo cam ini teros, payahlah budak-budak ni nak belajar?, mao tak maoklah pake lilen!” ungkap ibu Murni warga Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo, kelurahan Sei Jawi Dalam dengan geram.
Hal yang sama juga diutarakan oleh Atikah, seorang siswi murid kelas 3 SMPN 12 di Jl. Tabrani Ahmad, Gg Lawu. Dirinya mengaku kesulitan belajar dengan adanya pemadaman bergilir yang dilakukan oleh PLN. “Kalo dah memang mati lampu, ye pake lilenlah belajarnye” Ungkapnya lesu.
Masyarakat sangat mengaharapkan agar pemerintah cekatan menanggapi hal ini dengan serius. Melakukan tindakan-tindakan konkrit pada kinerja PLN, karena jika kondisi seperti ini dibiarkan berlarut-larut, bukan tidak mungkin hal ini akan berdampak domino bagi kebutuhan masyarakan akan listrik.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar