Jumat, 15 Oktober 2010

Seribuan Jemaat Hadiri Pemakaman Syeh Abdurrahman Fallogah, Wakil Walikota Paryadi Turut Membacakan Tahlil

Fikri Akbar, Pontianak

Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, sekitar seribuan orang jemaah dari berbagai tempat dan wilayah Kota Pontianak berbondong-bondong mengahdiri prosesi upacara penghormatan terakhir, wafatnya ulama sekaligus mursyid (guru) besar Tarekat Qadariyah Khalidiyah dan pimpinan pondok pesantren Man ba Usshafa, Syeh Abdurrahman Fallogah pada Jum’at (1/10) di Kampung Dalam Bugis Kecamatan Pontianak Timur.

Selain beberapa jemaah yang hadir, terdiri dari warga dalam dan luar Kota Pontianak, pimpinan pondok, para murid Abdurrahman, rombongan majelis taklim, guru-guru ngaji, kerabat, tampak juga hadir dari beberapa pejabat instansi-instansi swasta. Dalam suasana haru tersebut, tampak hadir pula Wakil Walikota Pontianak, Paryadi dan beberapa jajaran dari Pemerintahan Kota Pontianak.

Syeh Abdurrahman yang memiliki nama lengkap Abdurrahman bin Husin al-Falogah, lahir di Kampung Bugis Dalam, 5 Februari 1966. Abdurrahman menutup usianya tepat pada hari Kamis, tanggal 39 September 2010, dengan usia 44 tahun 8 bulan 26 hari. Syeh Abdurrahman dimakamkan di halaman antara samping masjid Baiturrahman di dekat pondok pesantren Man ba Usshafa yang didirikannya pada tahun 2000 silam.

Syeh Abdurrahman merupakan anak kedua dengan 4 bersaudara, dari pasangan Husin bin Salim al-Fallogah dan Jamilah bnti Ahmad Saewad. Syeh meninggalkan seorang istri tercinta, Anita binti Ahmad Att-Tamimi dan 5 orang anak, dua laki-laki, tiga perempuan.

Dalam kesempatan yang berlangsung sangat Khidmat itu, Wakil Walikota Pontianak, Paryadi menyampaikan rasa duka cita yang sedalam-dalamnya terhadap Syeh Abdurrahman yang juga sekaligus merupakan guru spiritualnya Paryadi. Sebagai seorang murid, Paryadi menilai bahwa sosok seorang Syeh Abdurrahman memiliki kepribadian yang sangat santun, tidak membeda-bedakan muridnya dalam memberikan pandangan-pandangannya.

“Banyak memberikan pandang-pandangan keagamaan yang cukup luas dan persoalan-persoalan umum tentang keagamaan, hubungan antar umat, beliau juga memiliki pemikiran yang moderat, tentunya kita ini, berat dan sangat merasa kehilangan,” kata Paryadi saat diwawancarai usai pemakaman.

Sebagai seorang murid juga, paryadi memandang Syeh sebagai seorang guru yang memiliki pandangan yang luas dalam hal memecahkan persoalan-persoalan agama yang pelik, dengan cara mengakaji realitas yang ada.

“Saya melihat banyak ilmu yang komprehensif, dalam menjelaskan tentang keilmuanpun sering melihat kepada hal-hal yang nyata, ketika beliau menjelaskan tentang persoalan ilmu agama, dengan cara menghubungkan (mengambil contoh) dengan persoalan duniawi, itu yang saya lihat beliau mumpunilah dalam keilmuan,” kata Paryadi mengakui.

Terakhir Paryadi berharap, agar semua amal baik serta ibadah yang dilakukan oleh Syeh Abdurrahman bin Husin al-Fallogah dapat diterima disisi Allah SWT. “Mudah-mudahan amal ibadah beliau diterima oleh Allah. Dan ilmu yang telah diajarkan beliau mudah-mudahan dapat di lanjutkan oleh murid-muridnya,” tutup Paryadi.

Prosesi pemakaman dimulai sejak pukul 12.30 WIB dan selesai sekitar pukul 14.00 WIB. Prosesi berlansung khidmat, diiringi oleh lantunan takbir tahmid dan tahlil yang diikuti oleh seribuan jamaah yang hadir. Pemakaman tidak hanya dipadati oleh pria dewasa dan tua, namun juga dihadiri oleh banyak ibu-ibu, dan anak-anak muda warga setempat.

Sekilas Perjalanan Syeh Abdurrahman bin Husin al-Fallogah

Abdurraahman kecil lahir di Kampung Dalam Bugis, Kecamatan Pontianak Timur, tanghgal 5 Februari 1966 dan wafat pada tanggal 30 September 2010 dalam usia kurang lebih 44 tahun.

Pendidikan beliau adalah, belajar di Pondok Pesantren YAPI Bangil selama 6 tahun, setelah selesai, beliau belajar beragam ilmu dengan beberapa ulama di Pontianak diantaranya; Habib Saleh Al-Haddad, Ustad Abdul Ghani Mahmud al-Yamani (ilmu Falaq), Ustad Saman (ilmu Mantiq). Sejak menginjak usia 16 tahun, Abdurrahman sudah mulai mengajar.

Sepeninggalnya Abdurrahman, dia adalah seorang mursyid (guru) tarekat Qadariyah Khalidiyyah dan pendiri sekaligus pimpinan ponpes Man ba Usshafa Pontianan Timur. Disamping itu, banyak beberapa majelis taklim yang diasuh oleh Abdurrahman sendiri, mulai dari instansi swasta hingga instansi pemerintahan, diantaranya; majelis taklim di RSUD Soedarso, BSM, Pelindo, Bank Mandiri, Kelompok Bestari, termasuk Kantor Walikota Pontianak, majelis taklim gang Suriah, kantor Dolog dan ditambah dengan beberapa majelis taklim di Kampung Arab Pontianak Timur serta dari rumah ke rumah. Yang diajarkan beliau diantaranya; al-Hikam, Fiqih, Tafsir dan lain sebagainya.

Menurut informasi yang dilapangan, mengatakan bahwa Abdurrahman memiliki murid yang sangat banyak jumlahnya dan tersebar di seluruh Kalimantan Barat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jumat, 15 Oktober 2010

Seribuan Jemaat Hadiri Pemakaman Syeh Abdurrahman Fallogah, Wakil Walikota Paryadi Turut Membacakan Tahlil

Fikri Akbar, Pontianak

Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, sekitar seribuan orang jemaah dari berbagai tempat dan wilayah Kota Pontianak berbondong-bondong mengahdiri prosesi upacara penghormatan terakhir, wafatnya ulama sekaligus mursyid (guru) besar Tarekat Qadariyah Khalidiyah dan pimpinan pondok pesantren Man ba Usshafa, Syeh Abdurrahman Fallogah pada Jum’at (1/10) di Kampung Dalam Bugis Kecamatan Pontianak Timur.

Selain beberapa jemaah yang hadir, terdiri dari warga dalam dan luar Kota Pontianak, pimpinan pondok, para murid Abdurrahman, rombongan majelis taklim, guru-guru ngaji, kerabat, tampak juga hadir dari beberapa pejabat instansi-instansi swasta. Dalam suasana haru tersebut, tampak hadir pula Wakil Walikota Pontianak, Paryadi dan beberapa jajaran dari Pemerintahan Kota Pontianak.

Syeh Abdurrahman yang memiliki nama lengkap Abdurrahman bin Husin al-Falogah, lahir di Kampung Bugis Dalam, 5 Februari 1966. Abdurrahman menutup usianya tepat pada hari Kamis, tanggal 39 September 2010, dengan usia 44 tahun 8 bulan 26 hari. Syeh Abdurrahman dimakamkan di halaman antara samping masjid Baiturrahman di dekat pondok pesantren Man ba Usshafa yang didirikannya pada tahun 2000 silam.

Syeh Abdurrahman merupakan anak kedua dengan 4 bersaudara, dari pasangan Husin bin Salim al-Fallogah dan Jamilah bnti Ahmad Saewad. Syeh meninggalkan seorang istri tercinta, Anita binti Ahmad Att-Tamimi dan 5 orang anak, dua laki-laki, tiga perempuan.

Dalam kesempatan yang berlangsung sangat Khidmat itu, Wakil Walikota Pontianak, Paryadi menyampaikan rasa duka cita yang sedalam-dalamnya terhadap Syeh Abdurrahman yang juga sekaligus merupakan guru spiritualnya Paryadi. Sebagai seorang murid, Paryadi menilai bahwa sosok seorang Syeh Abdurrahman memiliki kepribadian yang sangat santun, tidak membeda-bedakan muridnya dalam memberikan pandangan-pandangannya.

“Banyak memberikan pandang-pandangan keagamaan yang cukup luas dan persoalan-persoalan umum tentang keagamaan, hubungan antar umat, beliau juga memiliki pemikiran yang moderat, tentunya kita ini, berat dan sangat merasa kehilangan,” kata Paryadi saat diwawancarai usai pemakaman.

Sebagai seorang murid juga, paryadi memandang Syeh sebagai seorang guru yang memiliki pandangan yang luas dalam hal memecahkan persoalan-persoalan agama yang pelik, dengan cara mengakaji realitas yang ada.

“Saya melihat banyak ilmu yang komprehensif, dalam menjelaskan tentang keilmuanpun sering melihat kepada hal-hal yang nyata, ketika beliau menjelaskan tentang persoalan ilmu agama, dengan cara menghubungkan (mengambil contoh) dengan persoalan duniawi, itu yang saya lihat beliau mumpunilah dalam keilmuan,” kata Paryadi mengakui.

Terakhir Paryadi berharap, agar semua amal baik serta ibadah yang dilakukan oleh Syeh Abdurrahman bin Husin al-Fallogah dapat diterima disisi Allah SWT. “Mudah-mudahan amal ibadah beliau diterima oleh Allah. Dan ilmu yang telah diajarkan beliau mudah-mudahan dapat di lanjutkan oleh murid-muridnya,” tutup Paryadi.

Prosesi pemakaman dimulai sejak pukul 12.30 WIB dan selesai sekitar pukul 14.00 WIB. Prosesi berlansung khidmat, diiringi oleh lantunan takbir tahmid dan tahlil yang diikuti oleh seribuan jamaah yang hadir. Pemakaman tidak hanya dipadati oleh pria dewasa dan tua, namun juga dihadiri oleh banyak ibu-ibu, dan anak-anak muda warga setempat.

Sekilas Perjalanan Syeh Abdurrahman bin Husin al-Fallogah

Abdurraahman kecil lahir di Kampung Dalam Bugis, Kecamatan Pontianak Timur, tanghgal 5 Februari 1966 dan wafat pada tanggal 30 September 2010 dalam usia kurang lebih 44 tahun.

Pendidikan beliau adalah, belajar di Pondok Pesantren YAPI Bangil selama 6 tahun, setelah selesai, beliau belajar beragam ilmu dengan beberapa ulama di Pontianak diantaranya; Habib Saleh Al-Haddad, Ustad Abdul Ghani Mahmud al-Yamani (ilmu Falaq), Ustad Saman (ilmu Mantiq). Sejak menginjak usia 16 tahun, Abdurrahman sudah mulai mengajar.

Sepeninggalnya Abdurrahman, dia adalah seorang mursyid (guru) tarekat Qadariyah Khalidiyyah dan pendiri sekaligus pimpinan ponpes Man ba Usshafa Pontianan Timur. Disamping itu, banyak beberapa majelis taklim yang diasuh oleh Abdurrahman sendiri, mulai dari instansi swasta hingga instansi pemerintahan, diantaranya; majelis taklim di RSUD Soedarso, BSM, Pelindo, Bank Mandiri, Kelompok Bestari, termasuk Kantor Walikota Pontianak, majelis taklim gang Suriah, kantor Dolog dan ditambah dengan beberapa majelis taklim di Kampung Arab Pontianak Timur serta dari rumah ke rumah. Yang diajarkan beliau diantaranya; al-Hikam, Fiqih, Tafsir dan lain sebagainya.

Menurut informasi yang dilapangan, mengatakan bahwa Abdurrahman memiliki murid yang sangat banyak jumlahnya dan tersebar di seluruh Kalimantan Barat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar