Sanggau-Salah satu penyebab umum yang bisa membuat usia aspal jalan berumur pendek, salah satunya karena tidak ada atau sumbatnya saluran air (drainase) sebagai penghantar air turun ke tempat yang lebih rendah. Sumbatnya beberapa tonase jalan rentan membuat genangan air ketika hujan mengguuyur.
Hasil pantauan Borneo, beberapa kawasan ruas jalan Sanggau yang umumnya mengalami kerusakan, tidak ditemukan drainase yang cukup baik dan lancar. Seperti contoh kasus bagian badan Jalan Jend. Sudirman, Kelurahan Bunut, Kecamatan Kapuas Sanggau yang sempat mengalami longsor pada pertengahan Maret lalu, lebih disebabkan oleh rembesan air yang menekan badan aspal, sehingga melembutkan permukaan tanah sebelah kiri jalan. Sehingga beban berat yang dihasilkan oleh lalu lalang kendaraan, sedikit demi sedikit meruntuhkan pondasi tanah yang ada di bawahnya.
Contoh lain, lahan parkir di Terminal Bis di kawasan Kelurahan Beringin, Sanggau yang menjadi langganan genangan air. Meski jauh dari kata longsor, dalam waktu beberapa jam saja, kondisi itu membuat serupa kolam kecil ketika hujan. Aspalnya kini tidak lagi mulus, banyak lubang kecil disana-sini.
“Kondisi ini, jelas harus cepat diperbaiki. Khususnya pada saluran pembuangan air dan drainase. Jika tidak kawasan terminal dan lingkungan tempat tinggal warga, selalu digenangi air,” kata Jun, salah seorang warga yang sempat dimintai pendapatnya kemarin.
“Inikan dalam kota. Saya rasa PU tahu lah kondisinya. Ya tinggal bagaimana melaksanakan normalisasi saluran pembuangan saja,” sahut Jun sekenanya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Minggu, 17 April 2011
Drainase Buruk, Jalan Terpuruk
Sanggau-Salah satu penyebab umum yang bisa membuat usia aspal jalan berumur pendek, salah satunya karena tidak ada atau sumbatnya saluran air (drainase) sebagai penghantar air turun ke tempat yang lebih rendah. Sumbatnya beberapa tonase jalan rentan membuat genangan air ketika hujan mengguuyur.
Hasil pantauan Borneo, beberapa kawasan ruas jalan Sanggau yang umumnya mengalami kerusakan, tidak ditemukan drainase yang cukup baik dan lancar. Seperti contoh kasus bagian badan Jalan Jend. Sudirman, Kelurahan Bunut, Kecamatan Kapuas Sanggau yang sempat mengalami longsor pada pertengahan Maret lalu, lebih disebabkan oleh rembesan air yang menekan badan aspal, sehingga melembutkan permukaan tanah sebelah kiri jalan. Sehingga beban berat yang dihasilkan oleh lalu lalang kendaraan, sedikit demi sedikit meruntuhkan pondasi tanah yang ada di bawahnya.
Contoh lain, lahan parkir di Terminal Bis di kawasan Kelurahan Beringin, Sanggau yang menjadi langganan genangan air. Meski jauh dari kata longsor, dalam waktu beberapa jam saja, kondisi itu membuat serupa kolam kecil ketika hujan. Aspalnya kini tidak lagi mulus, banyak lubang kecil disana-sini.
“Kondisi ini, jelas harus cepat diperbaiki. Khususnya pada saluran pembuangan air dan drainase. Jika tidak kawasan terminal dan lingkungan tempat tinggal warga, selalu digenangi air,” kata Jun, salah seorang warga yang sempat dimintai pendapatnya kemarin.
“Inikan dalam kota. Saya rasa PU tahu lah kondisinya. Ya tinggal bagaimana melaksanakan normalisasi saluran pembuangan saja,” sahut Jun sekenanya.
Hasil pantauan Borneo, beberapa kawasan ruas jalan Sanggau yang umumnya mengalami kerusakan, tidak ditemukan drainase yang cukup baik dan lancar. Seperti contoh kasus bagian badan Jalan Jend. Sudirman, Kelurahan Bunut, Kecamatan Kapuas Sanggau yang sempat mengalami longsor pada pertengahan Maret lalu, lebih disebabkan oleh rembesan air yang menekan badan aspal, sehingga melembutkan permukaan tanah sebelah kiri jalan. Sehingga beban berat yang dihasilkan oleh lalu lalang kendaraan, sedikit demi sedikit meruntuhkan pondasi tanah yang ada di bawahnya.
Contoh lain, lahan parkir di Terminal Bis di kawasan Kelurahan Beringin, Sanggau yang menjadi langganan genangan air. Meski jauh dari kata longsor, dalam waktu beberapa jam saja, kondisi itu membuat serupa kolam kecil ketika hujan. Aspalnya kini tidak lagi mulus, banyak lubang kecil disana-sini.
“Kondisi ini, jelas harus cepat diperbaiki. Khususnya pada saluran pembuangan air dan drainase. Jika tidak kawasan terminal dan lingkungan tempat tinggal warga, selalu digenangi air,” kata Jun, salah seorang warga yang sempat dimintai pendapatnya kemarin.
“Inikan dalam kota. Saya rasa PU tahu lah kondisinya. Ya tinggal bagaimana melaksanakan normalisasi saluran pembuangan saja,” sahut Jun sekenanya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar