Sanggau-Penganiayaan sadis yang dilakukan oleh puluhan warga Desa Canggam Kecamatan Meliau yang menewaskan dua pedagang kelontong keliling asal Jawa Barat, Muslih (35) dan Booby (25), Minggu (6/3) kemarin, dengan waktu kejadian sekitar pukul 12.00 Wib. Sehari pasca kejadian, aksi brutal kembali terjadi di Dusun Engkalet, Lintang Pelaman, Sanggau Kapuas, Senin (7/3), menewaskan korban Kisno (30), sales buku pelajaran dan menciderai pamannya Viktorianus (45). Pemicunya, karena pelaku termakan isu pengorek alias pencari organ tubuh.
Kedua tragedi berdarah awal tahun itupun kemudian direkontruksi ulang, Senin (28/3). Rekonstruksi aksi di Baru Lombak, berlangsung di halaman Polres Sanggau. nyaris bersamaan waktunya, dilaksanakan pula rekonstruksi ulang kedua di Dusun Engkalet, Desa Lintang Pelaman, Sanggau, dengan setting mengambil tempat di kawasan Badang, Kecamatan Kapuas, Sanggau.
Rekonstruksi untuk aksi Baru Lombak menampilkan sedikitnya 40 adegan. Sedangkan aksi di Engkalet hanya menyajikan 8 adegan. Saat rekonstruksi itu, halaman Polres Sanggau diilustrasi selayaknya tempat kejadian perkara (TKP), termasuk rumah pasutri Widariyanto dan Ngatinem, sengaja dibangun dari triplek. Seakan-akan terletak di pertigaan Dusun Nek Raong, Nek Pindang, Desa Canggam dan Desa Baru Lombak.
Sembilan tersangka yang sudah ditahan masing-masing, Sd, An, Jy, Sm, Kd, Ai, SA, AB dan Sb dilibatkan dalam rekonstruksi tersebut. Sedangkan, 6 pelaku utama yang masih buron, Ci,Ak,Lm, Rm, Jj dan En diperankan petugas Polres Sanggau.
Dalam rekonstruksi tersebut terungkap aksi brutal itu sudah dipersiapkan sehari sebelumnya, tepat Sabtu (5/3) sekitar pukul 19.00. Setelah semua pelaku utama yang masih buron mendatangi Kampung Posong Hulu, dengan mengendarai sepeda motor dan membawa senjata lantak serta parang memprovokasi warga, dengan mengatakan ada pengkorek di Nek Roby (nama TKP) rumah Widariyanto dan Ngatinem.
Keesokan harinya, Minggu (6/3) sekitar pukul 11.00 nahas bagi kedua korban. Tersangka En, Ae,, Sb,Sm,Ak,Jj,Ci dan Lm langsung mendatangi rumah Widariyanto. Sesampai didepan rumah langsung mengadakan ritual. Bahkan, ada yang berteriak ‘Bunuh jak, hantam jak. Usai ritual, ke-8 tersangka masing-masing mempunyai peran untuk merusak mobil Carry milik korban. Dan langsung mengeluarkan barang dagangan korban serta dipindahkan di simpang tiga depan rumah tersebut dan langsung di bakar oleh En.
Usai membakar barang dan merusak mobil korban, para tersangka berteriak meminta kedua korban keluar. Saat itu kedua korban ketakutan duduk di ruangan tengah. Tak lama berselang keluar lah Ngatinem melarang warga membunuh kedua korban. “Jangan bunuh orang itu, orang itu, orang baik, mohon jangan,” teriak Ngatinem diperankan seorang Polwan.
Tersangka Ci, tetap ngotot ingin membunuh kedua korban. Lantas ia langsung merampas senapan Lantak dari tangan Jj, sembari berujar ‘tunggu apa lagi’. Ci dan Ae langsung masuk ke rumah Ngatinem melalui pintu depan dan langsung menodongkan senjata ke arah kedua korban. Tersangka Ci sempat menyuruh Ngatinem menghindar. Ketakutan wanita itu langsung lari ke rumah Parmin berada sekityar 150 meter dari TKP.
Tak lama, terdengar lah suara tembakan dan tepat mengenai dada Muslih dan langsung terkapar. Bobby berusaha untuk menyelamatkan korban. Namun, korban tersungkur. Bobby berupaya menyelamatkan diri, melalui pintu belakang. Ternyata Ak langsung menembak tepat mengenai keningnya.
Kedua korban terkapar hanya berjarak satu meter. Aksi itu tak hanya sampai disitu, Sb masuk menembak korban dengan senapan angin. Lantas Rm dan Sm langsung mengayunkan parang ke leher Muslih secaa bergantian. Kemudian Sd menancapkan tombaknya sebanyak 3 kali di tubuh korban. Kemudian dilanjutkan dengan Bb dan An mengiris leher korban dan sempat mencicipi darah korban.
Aksi brutal itu dilakoni tersangka secara bergantian. Kejadian itu kepala Muslih putus. Sedangkan kondisi Bobby tak kalah parahnya. Sekujur tubuh di penuhi luka. Tersangka SA yang membelah kepala korban dan sempat membagikan otaknya kepada warga. Bahkan sempat melontarkan ancaman, jika tak mau mencicipinya.
Kemudian jasad kedua korban diangkat menggunakan terpal dan mendorong mobil. Lantas membakarnya.
Rekonstruksi itu, cukup mengundang perhatian warga masyarakat di kota Sanggau dan datang untuk menyaksikan adegan demi adegan dilakoni para tersangka tersebut.
Rekonstruksi tersebut dipimpin Wakapolres Sanggau Kompol Joni Widodo, didampingi Kaur Bin Ops Reskrim IPTU Hadi Rasa. Selain itu dihadiri Kasi Pidum Indra Effendy SH dan Kasi Intel Anton Hardiman SH serta bagian identifikasi Polda Kalbar.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Rabu, 30 Maret 2011
Rekonstruksi Baru Lombak dan Engkalet- Aksi Brutal Sudah Dipersiapkan Sehari Sebelumnya
Sanggau-Penganiayaan sadis yang dilakukan oleh puluhan warga Desa Canggam Kecamatan Meliau yang menewaskan dua pedagang kelontong keliling asal Jawa Barat, Muslih (35) dan Booby (25), Minggu (6/3) kemarin, dengan waktu kejadian sekitar pukul 12.00 Wib. Sehari pasca kejadian, aksi brutal kembali terjadi di Dusun Engkalet, Lintang Pelaman, Sanggau Kapuas, Senin (7/3), menewaskan korban Kisno (30), sales buku pelajaran dan menciderai pamannya Viktorianus (45). Pemicunya, karena pelaku termakan isu pengorek alias pencari organ tubuh.
Kedua tragedi berdarah awal tahun itupun kemudian direkontruksi ulang, Senin (28/3). Rekonstruksi aksi di Baru Lombak, berlangsung di halaman Polres Sanggau. nyaris bersamaan waktunya, dilaksanakan pula rekonstruksi ulang kedua di Dusun Engkalet, Desa Lintang Pelaman, Sanggau, dengan setting mengambil tempat di kawasan Badang, Kecamatan Kapuas, Sanggau.
Rekonstruksi untuk aksi Baru Lombak menampilkan sedikitnya 40 adegan. Sedangkan aksi di Engkalet hanya menyajikan 8 adegan. Saat rekonstruksi itu, halaman Polres Sanggau diilustrasi selayaknya tempat kejadian perkara (TKP), termasuk rumah pasutri Widariyanto dan Ngatinem, sengaja dibangun dari triplek. Seakan-akan terletak di pertigaan Dusun Nek Raong, Nek Pindang, Desa Canggam dan Desa Baru Lombak.
Sembilan tersangka yang sudah ditahan masing-masing, Sd, An, Jy, Sm, Kd, Ai, SA, AB dan Sb dilibatkan dalam rekonstruksi tersebut. Sedangkan, 6 pelaku utama yang masih buron, Ci,Ak,Lm, Rm, Jj dan En diperankan petugas Polres Sanggau.
Dalam rekonstruksi tersebut terungkap aksi brutal itu sudah dipersiapkan sehari sebelumnya, tepat Sabtu (5/3) sekitar pukul 19.00. Setelah semua pelaku utama yang masih buron mendatangi Kampung Posong Hulu, dengan mengendarai sepeda motor dan membawa senjata lantak serta parang memprovokasi warga, dengan mengatakan ada pengkorek di Nek Roby (nama TKP) rumah Widariyanto dan Ngatinem.
Keesokan harinya, Minggu (6/3) sekitar pukul 11.00 nahas bagi kedua korban. Tersangka En, Ae,, Sb,Sm,Ak,Jj,Ci dan Lm langsung mendatangi rumah Widariyanto. Sesampai didepan rumah langsung mengadakan ritual. Bahkan, ada yang berteriak ‘Bunuh jak, hantam jak. Usai ritual, ke-8 tersangka masing-masing mempunyai peran untuk merusak mobil Carry milik korban. Dan langsung mengeluarkan barang dagangan korban serta dipindahkan di simpang tiga depan rumah tersebut dan langsung di bakar oleh En.
Usai membakar barang dan merusak mobil korban, para tersangka berteriak meminta kedua korban keluar. Saat itu kedua korban ketakutan duduk di ruangan tengah. Tak lama berselang keluar lah Ngatinem melarang warga membunuh kedua korban. “Jangan bunuh orang itu, orang itu, orang baik, mohon jangan,” teriak Ngatinem diperankan seorang Polwan.
Tersangka Ci, tetap ngotot ingin membunuh kedua korban. Lantas ia langsung merampas senapan Lantak dari tangan Jj, sembari berujar ‘tunggu apa lagi’. Ci dan Ae langsung masuk ke rumah Ngatinem melalui pintu depan dan langsung menodongkan senjata ke arah kedua korban. Tersangka Ci sempat menyuruh Ngatinem menghindar. Ketakutan wanita itu langsung lari ke rumah Parmin berada sekityar 150 meter dari TKP.
Tak lama, terdengar lah suara tembakan dan tepat mengenai dada Muslih dan langsung terkapar. Bobby berusaha untuk menyelamatkan korban. Namun, korban tersungkur. Bobby berupaya menyelamatkan diri, melalui pintu belakang. Ternyata Ak langsung menembak tepat mengenai keningnya.
Kedua korban terkapar hanya berjarak satu meter. Aksi itu tak hanya sampai disitu, Sb masuk menembak korban dengan senapan angin. Lantas Rm dan Sm langsung mengayunkan parang ke leher Muslih secaa bergantian. Kemudian Sd menancapkan tombaknya sebanyak 3 kali di tubuh korban. Kemudian dilanjutkan dengan Bb dan An mengiris leher korban dan sempat mencicipi darah korban.
Aksi brutal itu dilakoni tersangka secara bergantian. Kejadian itu kepala Muslih putus. Sedangkan kondisi Bobby tak kalah parahnya. Sekujur tubuh di penuhi luka. Tersangka SA yang membelah kepala korban dan sempat membagikan otaknya kepada warga. Bahkan sempat melontarkan ancaman, jika tak mau mencicipinya.
Kemudian jasad kedua korban diangkat menggunakan terpal dan mendorong mobil. Lantas membakarnya.
Rekonstruksi itu, cukup mengundang perhatian warga masyarakat di kota Sanggau dan datang untuk menyaksikan adegan demi adegan dilakoni para tersangka tersebut.
Rekonstruksi tersebut dipimpin Wakapolres Sanggau Kompol Joni Widodo, didampingi Kaur Bin Ops Reskrim IPTU Hadi Rasa. Selain itu dihadiri Kasi Pidum Indra Effendy SH dan Kasi Intel Anton Hardiman SH serta bagian identifikasi Polda Kalbar.
Kedua tragedi berdarah awal tahun itupun kemudian direkontruksi ulang, Senin (28/3). Rekonstruksi aksi di Baru Lombak, berlangsung di halaman Polres Sanggau. nyaris bersamaan waktunya, dilaksanakan pula rekonstruksi ulang kedua di Dusun Engkalet, Desa Lintang Pelaman, Sanggau, dengan setting mengambil tempat di kawasan Badang, Kecamatan Kapuas, Sanggau.
Rekonstruksi untuk aksi Baru Lombak menampilkan sedikitnya 40 adegan. Sedangkan aksi di Engkalet hanya menyajikan 8 adegan. Saat rekonstruksi itu, halaman Polres Sanggau diilustrasi selayaknya tempat kejadian perkara (TKP), termasuk rumah pasutri Widariyanto dan Ngatinem, sengaja dibangun dari triplek. Seakan-akan terletak di pertigaan Dusun Nek Raong, Nek Pindang, Desa Canggam dan Desa Baru Lombak.
Sembilan tersangka yang sudah ditahan masing-masing, Sd, An, Jy, Sm, Kd, Ai, SA, AB dan Sb dilibatkan dalam rekonstruksi tersebut. Sedangkan, 6 pelaku utama yang masih buron, Ci,Ak,Lm, Rm, Jj dan En diperankan petugas Polres Sanggau.
Dalam rekonstruksi tersebut terungkap aksi brutal itu sudah dipersiapkan sehari sebelumnya, tepat Sabtu (5/3) sekitar pukul 19.00. Setelah semua pelaku utama yang masih buron mendatangi Kampung Posong Hulu, dengan mengendarai sepeda motor dan membawa senjata lantak serta parang memprovokasi warga, dengan mengatakan ada pengkorek di Nek Roby (nama TKP) rumah Widariyanto dan Ngatinem.
Keesokan harinya, Minggu (6/3) sekitar pukul 11.00 nahas bagi kedua korban. Tersangka En, Ae,, Sb,Sm,Ak,Jj,Ci dan Lm langsung mendatangi rumah Widariyanto. Sesampai didepan rumah langsung mengadakan ritual. Bahkan, ada yang berteriak ‘Bunuh jak, hantam jak. Usai ritual, ke-8 tersangka masing-masing mempunyai peran untuk merusak mobil Carry milik korban. Dan langsung mengeluarkan barang dagangan korban serta dipindahkan di simpang tiga depan rumah tersebut dan langsung di bakar oleh En.
Usai membakar barang dan merusak mobil korban, para tersangka berteriak meminta kedua korban keluar. Saat itu kedua korban ketakutan duduk di ruangan tengah. Tak lama berselang keluar lah Ngatinem melarang warga membunuh kedua korban. “Jangan bunuh orang itu, orang itu, orang baik, mohon jangan,” teriak Ngatinem diperankan seorang Polwan.
Tersangka Ci, tetap ngotot ingin membunuh kedua korban. Lantas ia langsung merampas senapan Lantak dari tangan Jj, sembari berujar ‘tunggu apa lagi’. Ci dan Ae langsung masuk ke rumah Ngatinem melalui pintu depan dan langsung menodongkan senjata ke arah kedua korban. Tersangka Ci sempat menyuruh Ngatinem menghindar. Ketakutan wanita itu langsung lari ke rumah Parmin berada sekityar 150 meter dari TKP.
Tak lama, terdengar lah suara tembakan dan tepat mengenai dada Muslih dan langsung terkapar. Bobby berusaha untuk menyelamatkan korban. Namun, korban tersungkur. Bobby berupaya menyelamatkan diri, melalui pintu belakang. Ternyata Ak langsung menembak tepat mengenai keningnya.
Kedua korban terkapar hanya berjarak satu meter. Aksi itu tak hanya sampai disitu, Sb masuk menembak korban dengan senapan angin. Lantas Rm dan Sm langsung mengayunkan parang ke leher Muslih secaa bergantian. Kemudian Sd menancapkan tombaknya sebanyak 3 kali di tubuh korban. Kemudian dilanjutkan dengan Bb dan An mengiris leher korban dan sempat mencicipi darah korban.
Aksi brutal itu dilakoni tersangka secara bergantian. Kejadian itu kepala Muslih putus. Sedangkan kondisi Bobby tak kalah parahnya. Sekujur tubuh di penuhi luka. Tersangka SA yang membelah kepala korban dan sempat membagikan otaknya kepada warga. Bahkan sempat melontarkan ancaman, jika tak mau mencicipinya.
Kemudian jasad kedua korban diangkat menggunakan terpal dan mendorong mobil. Lantas membakarnya.
Rekonstruksi itu, cukup mengundang perhatian warga masyarakat di kota Sanggau dan datang untuk menyaksikan adegan demi adegan dilakoni para tersangka tersebut.
Rekonstruksi tersebut dipimpin Wakapolres Sanggau Kompol Joni Widodo, didampingi Kaur Bin Ops Reskrim IPTU Hadi Rasa. Selain itu dihadiri Kasi Pidum Indra Effendy SH dan Kasi Intel Anton Hardiman SH serta bagian identifikasi Polda Kalbar.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar