Sanggau-Beberapa kalangan di Kabupaten Sanggau mempertanyakan keberadaan pembangunan patung Babai Cingak dan Daranante yang hingga kini belum terealisasikan. Soalnya, beberapa tahun lalu, para tokoh dari dua etnis Dayak dan Melayu, sudah merestui adanya pembangunan dua replika tokoh bersejarah mengenai cikal-bakal Kabupaten tersebut.
“Seingat saya, dulu sempat terdengar kabar dan rencana untuk membangun patung tokoh di Sanggau, dan sudah mendapatkan restu. Tapi hingga kini, Patung kedua tokoh itu belum juga ada tanda-tanda akan dibangun?” tanya salah seorang warga, Hironmus Oemar salah seorang, belum lama ini.
Dikatakannya, di beberapa tempat dan banyak daerah lain telah memiliki patung-patung berupa tokoh yang mempuyai jasa dan bersejarah untuk daerahnya masing-masing. Sementara di Sanggau belum ada. “Inikan merupakan upaya, untuk mengingatkan bahwasanya di Sanggau, memiliki tokoh yang bersejarah dan mempunyai jasa cukup besar bagi Kabupaten Sanggau,” anggapnya.
Dan lagi, lanjutnya, beberapa tahun silam, pernah berdiri patung seorang pemuda Dayak berukuran kecil, yang sedang menyumpit yang berada tepat di sebelah kiri depan Gedung Pertemuan Umum (GPU) Sanggau. Namun, setelah adanya perehaban GPU beberapa waktu lalau, patung tersebut tak jelas kemana rimbanya.
“Patung itu menghilang, dulu ada. Saat dilaksanakan rehab total bangunan GPU itu. Apakah di robohkan atau disimpan. Tak jelas dan tak satu pun yang tahu, kemana patug itu sekarang,” herannya.
Sebelumnya, 27 Januari tahun 2005 lalu, Dinas Pariwisata dan Penanaman Modal Daerah Kabupaten Sanggau pernah mengundang para pemuka-pemuka masyarakat, tokoh adat dan tokoh pemuda se-Kabupaten Sanggau di ruang rapat Kadis PPMD itu membahas, rencana pembangunan Patung Lamai Dara. Namun, rencana itu gagal dilaksanakan, karena dominasi ‘peserta’ yang hadir kala itu tak menyetujuinya dengan alasan ketokohannya Lamai Dara sendiri kurang dikenal di Sanggau.
Singkat cerita, akhirnya, rapat tersebut mengusulkan membangun Patung tokoh Babai Cingak dan Dara Nante. Oleh tokoh Melayu dan Dayak yang hadir, menyatakan kedua tokoh lebih pas, yaitu sama-sama dikenal di kalangan masyarakat Dayak maupun Melayu.
“Nah, heran juga. Hingga sekarang, kesepakatan hasil pertemuan, hingga kini belum terealisasi,” imbuhnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Minggu, 27 Februari 2011
Warga Pertanyakan Pembangunan Patung Babai Cingak dan Daranante
Sanggau-Beberapa kalangan di Kabupaten Sanggau mempertanyakan keberadaan pembangunan patung Babai Cingak dan Daranante yang hingga kini belum terealisasikan. Soalnya, beberapa tahun lalu, para tokoh dari dua etnis Dayak dan Melayu, sudah merestui adanya pembangunan dua replika tokoh bersejarah mengenai cikal-bakal Kabupaten tersebut.
“Seingat saya, dulu sempat terdengar kabar dan rencana untuk membangun patung tokoh di Sanggau, dan sudah mendapatkan restu. Tapi hingga kini, Patung kedua tokoh itu belum juga ada tanda-tanda akan dibangun?” tanya salah seorang warga, Hironmus Oemar salah seorang, belum lama ini.
Dikatakannya, di beberapa tempat dan banyak daerah lain telah memiliki patung-patung berupa tokoh yang mempuyai jasa dan bersejarah untuk daerahnya masing-masing. Sementara di Sanggau belum ada. “Inikan merupakan upaya, untuk mengingatkan bahwasanya di Sanggau, memiliki tokoh yang bersejarah dan mempunyai jasa cukup besar bagi Kabupaten Sanggau,” anggapnya.
Dan lagi, lanjutnya, beberapa tahun silam, pernah berdiri patung seorang pemuda Dayak berukuran kecil, yang sedang menyumpit yang berada tepat di sebelah kiri depan Gedung Pertemuan Umum (GPU) Sanggau. Namun, setelah adanya perehaban GPU beberapa waktu lalau, patung tersebut tak jelas kemana rimbanya.
“Patung itu menghilang, dulu ada. Saat dilaksanakan rehab total bangunan GPU itu. Apakah di robohkan atau disimpan. Tak jelas dan tak satu pun yang tahu, kemana patug itu sekarang,” herannya.
Sebelumnya, 27 Januari tahun 2005 lalu, Dinas Pariwisata dan Penanaman Modal Daerah Kabupaten Sanggau pernah mengundang para pemuka-pemuka masyarakat, tokoh adat dan tokoh pemuda se-Kabupaten Sanggau di ruang rapat Kadis PPMD itu membahas, rencana pembangunan Patung Lamai Dara. Namun, rencana itu gagal dilaksanakan, karena dominasi ‘peserta’ yang hadir kala itu tak menyetujuinya dengan alasan ketokohannya Lamai Dara sendiri kurang dikenal di Sanggau.
Singkat cerita, akhirnya, rapat tersebut mengusulkan membangun Patung tokoh Babai Cingak dan Dara Nante. Oleh tokoh Melayu dan Dayak yang hadir, menyatakan kedua tokoh lebih pas, yaitu sama-sama dikenal di kalangan masyarakat Dayak maupun Melayu.
“Nah, heran juga. Hingga sekarang, kesepakatan hasil pertemuan, hingga kini belum terealisasi,” imbuhnya.
“Seingat saya, dulu sempat terdengar kabar dan rencana untuk membangun patung tokoh di Sanggau, dan sudah mendapatkan restu. Tapi hingga kini, Patung kedua tokoh itu belum juga ada tanda-tanda akan dibangun?” tanya salah seorang warga, Hironmus Oemar salah seorang, belum lama ini.
Dikatakannya, di beberapa tempat dan banyak daerah lain telah memiliki patung-patung berupa tokoh yang mempuyai jasa dan bersejarah untuk daerahnya masing-masing. Sementara di Sanggau belum ada. “Inikan merupakan upaya, untuk mengingatkan bahwasanya di Sanggau, memiliki tokoh yang bersejarah dan mempunyai jasa cukup besar bagi Kabupaten Sanggau,” anggapnya.
Dan lagi, lanjutnya, beberapa tahun silam, pernah berdiri patung seorang pemuda Dayak berukuran kecil, yang sedang menyumpit yang berada tepat di sebelah kiri depan Gedung Pertemuan Umum (GPU) Sanggau. Namun, setelah adanya perehaban GPU beberapa waktu lalau, patung tersebut tak jelas kemana rimbanya.
“Patung itu menghilang, dulu ada. Saat dilaksanakan rehab total bangunan GPU itu. Apakah di robohkan atau disimpan. Tak jelas dan tak satu pun yang tahu, kemana patug itu sekarang,” herannya.
Sebelumnya, 27 Januari tahun 2005 lalu, Dinas Pariwisata dan Penanaman Modal Daerah Kabupaten Sanggau pernah mengundang para pemuka-pemuka masyarakat, tokoh adat dan tokoh pemuda se-Kabupaten Sanggau di ruang rapat Kadis PPMD itu membahas, rencana pembangunan Patung Lamai Dara. Namun, rencana itu gagal dilaksanakan, karena dominasi ‘peserta’ yang hadir kala itu tak menyetujuinya dengan alasan ketokohannya Lamai Dara sendiri kurang dikenal di Sanggau.
Singkat cerita, akhirnya, rapat tersebut mengusulkan membangun Patung tokoh Babai Cingak dan Dara Nante. Oleh tokoh Melayu dan Dayak yang hadir, menyatakan kedua tokoh lebih pas, yaitu sama-sama dikenal di kalangan masyarakat Dayak maupun Melayu.
“Nah, heran juga. Hingga sekarang, kesepakatan hasil pertemuan, hingga kini belum terealisasi,” imbuhnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar