*Toni: Saya Minta ada Pendataan Ulang, Saya Yakin Lebih
Fikri Akbar, Pontianak
Sekretaris Daerah Kota Pontianak, Toni Heriyanto, mengatakan dengan lugas, bahwa dirinya tidak puas dengan serentetan jumlah untuk angka penerima bantuan transportasi dari Pemkot yang hanya 58 orang saja. Menurutnya jumlah tersebut, sama dengan data jumlah pada tahun 2009 yang lalu.
“Saya minta ada pendataan ulang, saya yakin akan lebih dari 58 orang,” Tegas Toni, disela-sela penyerahan bantuan secara simbolis di ruang rapat Walikota Pontianak, Kamis, (12/8) kemarin.
58 orang itu, terdiri dari guru ngaji dan penyuluh non pegawai negeri sipil se-Kota Pontianak, menerima bantuan transportasi dari Pemerintah Kota Pontianak. Bantuan tersebut berupa uang tunai–masing-masing sebesar Rp. 900.000.
Karena kata Toni, Pemkot sangat berkepentingan sekali terkait keberadaan guru ngaji tradisional di Kota Pontianak. Karena menurut Toni, peran guru ngaji sangat besar sebagai upaya pengembangan ajaran agama Islam di masyarakat Kota Pontianak.
“Keberadaan guru ngaji tradisional di harapkan dapat memenuhi fungsi-fungsi masyarakat. Menjalankan pembelajaran agama serta fungsi sosial antar umat beragama,” katanya.
Selanjutnya, kata Toni lagi, dirinya mewanti-wanti kepada setiap camat dan lurah, untuk harus saling berkoordinasi dalam melaksanakan pendataan nantinya. Hal itu, ditekankan Toni, agar adanya pemerataan pembagian bantuan transportasi, sehingga menghindari terjadinya penerima-penerima ganda.
“Disini ada camat, camat nanti koordinasi ke lurah, koordinasi dengan kantor kementrian agama, karena di kementrian agama ada juga bantuan bagi penyuluh non PNS, jangan sampai ada penerima yang double, kita mau pembagian dilakukan secara merata,” pungkas Toni.
Ditambahkan Kepala Bagian Kesra, Ema Suryani, pemberian dana tersebut merupakan bentuk realisasi Peraturan Walikota No. 348 tahun 2010 tentang fasilitas tugas penyuluh di Kota Pontianak.
“Realisasi sebagai penghargaan Kota Pontianak terhadap penyuluh Islam di Kota Pontianak,” kata Ema.
Pemberian dana terus dilakuakn secara rutin, lanjut Ema, yakni dua kali dalam setahun. Pemberian pada semester pertama dilakukan pada bulan Januari dan Juni, sedang pada semester kedua hingga akhir Desember. “Sumber biaya dari dana APBD,” singkatnya.
Sementara itu, Suryani seorang guru ngaji di Komplek Bali Agung II mengaku sangat terbantukan dengan adanya insentif Rp. 900.000 Pemkot kepada dirinya itu. Karena operasionalnya menjadi lebih ringan. Dan dirinya berharap agar program pemerintah semacam itu, dapat terus berlanjut.
“Saya merasa lebih termotivasi, saya punya 15 murid, jaraknya jauh-jauh, uang ini rencananya akan saya gunakan untuk transport ngajar,” kata Suryani yang mengaku telah menjadi guru sejak tahun 2000 silam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Jumat, 13 Agustus 2010
Bantuan Kepada 58 Guru Ngaji
*Toni: Saya Minta ada Pendataan Ulang, Saya Yakin Lebih
Fikri Akbar, Pontianak
Sekretaris Daerah Kota Pontianak, Toni Heriyanto, mengatakan dengan lugas, bahwa dirinya tidak puas dengan serentetan jumlah untuk angka penerima bantuan transportasi dari Pemkot yang hanya 58 orang saja. Menurutnya jumlah tersebut, sama dengan data jumlah pada tahun 2009 yang lalu.
“Saya minta ada pendataan ulang, saya yakin akan lebih dari 58 orang,” Tegas Toni, disela-sela penyerahan bantuan secara simbolis di ruang rapat Walikota Pontianak, Kamis, (12/8) kemarin.
58 orang itu, terdiri dari guru ngaji dan penyuluh non pegawai negeri sipil se-Kota Pontianak, menerima bantuan transportasi dari Pemerintah Kota Pontianak. Bantuan tersebut berupa uang tunai–masing-masing sebesar Rp. 900.000.
Karena kata Toni, Pemkot sangat berkepentingan sekali terkait keberadaan guru ngaji tradisional di Kota Pontianak. Karena menurut Toni, peran guru ngaji sangat besar sebagai upaya pengembangan ajaran agama Islam di masyarakat Kota Pontianak.
“Keberadaan guru ngaji tradisional di harapkan dapat memenuhi fungsi-fungsi masyarakat. Menjalankan pembelajaran agama serta fungsi sosial antar umat beragama,” katanya.
Selanjutnya, kata Toni lagi, dirinya mewanti-wanti kepada setiap camat dan lurah, untuk harus saling berkoordinasi dalam melaksanakan pendataan nantinya. Hal itu, ditekankan Toni, agar adanya pemerataan pembagian bantuan transportasi, sehingga menghindari terjadinya penerima-penerima ganda.
“Disini ada camat, camat nanti koordinasi ke lurah, koordinasi dengan kantor kementrian agama, karena di kementrian agama ada juga bantuan bagi penyuluh non PNS, jangan sampai ada penerima yang double, kita mau pembagian dilakukan secara merata,” pungkas Toni.
Ditambahkan Kepala Bagian Kesra, Ema Suryani, pemberian dana tersebut merupakan bentuk realisasi Peraturan Walikota No. 348 tahun 2010 tentang fasilitas tugas penyuluh di Kota Pontianak.
“Realisasi sebagai penghargaan Kota Pontianak terhadap penyuluh Islam di Kota Pontianak,” kata Ema.
Pemberian dana terus dilakuakn secara rutin, lanjut Ema, yakni dua kali dalam setahun. Pemberian pada semester pertama dilakukan pada bulan Januari dan Juni, sedang pada semester kedua hingga akhir Desember. “Sumber biaya dari dana APBD,” singkatnya.
Sementara itu, Suryani seorang guru ngaji di Komplek Bali Agung II mengaku sangat terbantukan dengan adanya insentif Rp. 900.000 Pemkot kepada dirinya itu. Karena operasionalnya menjadi lebih ringan. Dan dirinya berharap agar program pemerintah semacam itu, dapat terus berlanjut.
“Saya merasa lebih termotivasi, saya punya 15 murid, jaraknya jauh-jauh, uang ini rencananya akan saya gunakan untuk transport ngajar,” kata Suryani yang mengaku telah menjadi guru sejak tahun 2000 silam.
Fikri Akbar, Pontianak
Sekretaris Daerah Kota Pontianak, Toni Heriyanto, mengatakan dengan lugas, bahwa dirinya tidak puas dengan serentetan jumlah untuk angka penerima bantuan transportasi dari Pemkot yang hanya 58 orang saja. Menurutnya jumlah tersebut, sama dengan data jumlah pada tahun 2009 yang lalu.
“Saya minta ada pendataan ulang, saya yakin akan lebih dari 58 orang,” Tegas Toni, disela-sela penyerahan bantuan secara simbolis di ruang rapat Walikota Pontianak, Kamis, (12/8) kemarin.
58 orang itu, terdiri dari guru ngaji dan penyuluh non pegawai negeri sipil se-Kota Pontianak, menerima bantuan transportasi dari Pemerintah Kota Pontianak. Bantuan tersebut berupa uang tunai–masing-masing sebesar Rp. 900.000.
Karena kata Toni, Pemkot sangat berkepentingan sekali terkait keberadaan guru ngaji tradisional di Kota Pontianak. Karena menurut Toni, peran guru ngaji sangat besar sebagai upaya pengembangan ajaran agama Islam di masyarakat Kota Pontianak.
“Keberadaan guru ngaji tradisional di harapkan dapat memenuhi fungsi-fungsi masyarakat. Menjalankan pembelajaran agama serta fungsi sosial antar umat beragama,” katanya.
Selanjutnya, kata Toni lagi, dirinya mewanti-wanti kepada setiap camat dan lurah, untuk harus saling berkoordinasi dalam melaksanakan pendataan nantinya. Hal itu, ditekankan Toni, agar adanya pemerataan pembagian bantuan transportasi, sehingga menghindari terjadinya penerima-penerima ganda.
“Disini ada camat, camat nanti koordinasi ke lurah, koordinasi dengan kantor kementrian agama, karena di kementrian agama ada juga bantuan bagi penyuluh non PNS, jangan sampai ada penerima yang double, kita mau pembagian dilakukan secara merata,” pungkas Toni.
Ditambahkan Kepala Bagian Kesra, Ema Suryani, pemberian dana tersebut merupakan bentuk realisasi Peraturan Walikota No. 348 tahun 2010 tentang fasilitas tugas penyuluh di Kota Pontianak.
“Realisasi sebagai penghargaan Kota Pontianak terhadap penyuluh Islam di Kota Pontianak,” kata Ema.
Pemberian dana terus dilakuakn secara rutin, lanjut Ema, yakni dua kali dalam setahun. Pemberian pada semester pertama dilakukan pada bulan Januari dan Juni, sedang pada semester kedua hingga akhir Desember. “Sumber biaya dari dana APBD,” singkatnya.
Sementara itu, Suryani seorang guru ngaji di Komplek Bali Agung II mengaku sangat terbantukan dengan adanya insentif Rp. 900.000 Pemkot kepada dirinya itu. Karena operasionalnya menjadi lebih ringan. Dan dirinya berharap agar program pemerintah semacam itu, dapat terus berlanjut.
“Saya merasa lebih termotivasi, saya punya 15 murid, jaraknya jauh-jauh, uang ini rencananya akan saya gunakan untuk transport ngajar,” kata Suryani yang mengaku telah menjadi guru sejak tahun 2000 silam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar