12 Jam di Atas Air
Fikri Akbar, Pontianak
Sebuah jasa armada laut dengan rute angkutan penumpang Pontianak Ketapang, Mega Express mengalami kerusakan berat pada Minggu (8/8), akibat kerusakan tersebut menyebabkan arus jalur penumpang menjadi terlambat dua belas jam. Dan keterlambatan, spontan membuat sediktinya 218 awak penumpang panik dan gelisah.
Pada awalnya Mega Express yang biasa dijadwalkan tepada pukul 08.00 WIB dan diperkirakan sampai pada tujuan Ketapang pada 15.00 atau kurang lebih tujuh jam. Namun pada Minggu teradapat beberapa kejanggalan, Mega Express lebih telat dari biasanya. Yakni pada pukul 08.15 menit. Terlambat 15 menit.
Menurut informasi yang diperoleh Borneo Tribune, belum berselang lama meninggalkan dermaga pelabuhan Sheng-Hie Pontianak, mesin kapal tiba-tiba saja mati dan menyebabkan kapal Mega Express mogok di sekitar wilayah Pontianak Timur atau tepatnya di daerah Kumpai Parit Mayor, prbaikan mesin sendiri, selama kurang lebih lima jam.
Mega Express baru kemudian dapat beroperasi dan berjalan pada pukul 15.07 WIB. Akibat kerusakan tersebut. Mesin Mega Express tidak dapat berjalan dengan kecepatan normal, hanya sekitar 30 persen kelajuannya.
Kepala Bidang Penjagaan dan Penyelamatan Kesatuan penjagaan laut dan Pantai (KPLP) Pontianak, Yusuan Imran saat ditemui di ruangan Kepala Adminsitrator pelabuhan, Senin (9/8) siang kemarin, membenarkan tentang adanya kejadian tersebut.
“Iya, Jadi memang ada trouble (kerusakan,red), saya dapat laporan ada trouble, sehingga diadakanlah perbaikan-perbaikan di Kumpai,” ujarnya kepada wartawan.
Selaku pemegang kewenangan terkait izin keberangkatan setiap kapal, Imran mengaku bahwa pada awalnya kapal Mega Express telah dicek terlebih dahulu sebelum berangkat. Keputusan berani yang diambilnya tersebut, pertimbangan Imran, karena melihat kondisi mesin yang masih layak.
“Mesin masih layak, standar kelayakan itu diatur pada undang-undang pelayaran 17 tahun 2008 dan diatur dengan undang-undang internasional, jadi memang kapal yang mengangkut penumpang, tidak bisa main-main itu,” katanya.
Namun kemudian, diakui Imran, jarak antara pengecekan kesiapan terhadap Mega Express dan pemberian ijin berlayar lebih lama satu jam, baru diberikan. Sehingga keputusan beranipun diambil Imran.
“Paling cepat dua jam sebelum berangkat, kalau kemarin itu satu jam sebelum berangkat, karena harus di cek dulu. Jadi kapal diberangkatkan dalam keadaan normal. Setiap kapal yang berangkat itu selalu dalam keadaan baik, kalau tidak baik tidak akan kita berangkatkan, namun namanya mesin bisa saja terjadi, mogok, macet atau saluran itu tidak lancar, tapi itu sifatnya insiden kecil yang bisa diperbaiki. Keculai kapalnya yang seharusnya over houl menjadi tidak over houl, itu jelas tidak bisa, iya toh,” paparnya.
Dia juga menjelaskan, dalam perjalanan, tiba-tiba mesin kapal macet di Kumpai, sehingga harus dilakukan perbaikan selama kurang lebih lima jam. Setelah mesin tersbut mulai dapat beroperasi, Imran mengatakan, mesin tidak dapat berjalan normal diakibatkan karena kondisi mesin yang baru diperbaiki. Mesin katanya, tidak dapat dipaksakan pada kecepatan seperti biasa.
“Kalau habis ada trouble, memang kondisinya tidak bisa langsung digenjot lagi, memang harus menurun kecepatannya. Inikan sungai kan, Bisa saja, limbah sampah segini banyak, pasti itu, pasti langsung mempengaruhi putaran mesin, kalau putaran mesin terpengaruhi otomatis kecepatan kapal juga terpengaruh, di laut kadangkala ada, apalagi di sungai, kita tidak berani jamin, karena jarak antara mulut sungai kedalam 30 kilometer. Kalau disini memang rawan itu, ada kotoran tali-tali, sampah pelastik,” jelasnya.
Sementara itu Manager jasa Mega Express, Anam, kepada wartawan mengatakan kejadian yang tidak biasa ini juga pernah terjadi. Meski kejadian ini pernah beberapa kali berulang, Anam menolak, jika kondisi mesin kapal Mega Express dikatakan tidak layak beroperasi.
“Usia mesin masih baru, over houl. Kejadian ini jarang-jarang terjadi, tapi pernah ada. Tapi namanya juga mesin. Dan ini juga bukan kemauan kita,” katanya ketika dikonfirmasi di kantornya, Jalan Imam Bonjol Pontianak.
Dijelaskannya dari pihak Mega Ekspres tidak ada jaminan pemberian insentif ganti rrugi keterlambatan waktu kepada para penumpang. Kecuali katanya, jika kapal tersebut sampai gagal total beroperasi, baru ada penggantian tiket dari pihak Mega Express.
“Kalau makan biasa ya kita berikan. Kalau kapal tidak bisa berangkat, kita ganti tiketnya, tapi sebelumnya kita bilang dulu ke penumpang,” katanya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senin, 09 Agustus 2010
Baru Jalan, Mega Express Sudah Mogok,
12 Jam di Atas Air
Fikri Akbar, Pontianak
Sebuah jasa armada laut dengan rute angkutan penumpang Pontianak Ketapang, Mega Express mengalami kerusakan berat pada Minggu (8/8), akibat kerusakan tersebut menyebabkan arus jalur penumpang menjadi terlambat dua belas jam. Dan keterlambatan, spontan membuat sediktinya 218 awak penumpang panik dan gelisah.
Pada awalnya Mega Express yang biasa dijadwalkan tepada pukul 08.00 WIB dan diperkirakan sampai pada tujuan Ketapang pada 15.00 atau kurang lebih tujuh jam. Namun pada Minggu teradapat beberapa kejanggalan, Mega Express lebih telat dari biasanya. Yakni pada pukul 08.15 menit. Terlambat 15 menit.
Menurut informasi yang diperoleh Borneo Tribune, belum berselang lama meninggalkan dermaga pelabuhan Sheng-Hie Pontianak, mesin kapal tiba-tiba saja mati dan menyebabkan kapal Mega Express mogok di sekitar wilayah Pontianak Timur atau tepatnya di daerah Kumpai Parit Mayor, prbaikan mesin sendiri, selama kurang lebih lima jam.
Mega Express baru kemudian dapat beroperasi dan berjalan pada pukul 15.07 WIB. Akibat kerusakan tersebut. Mesin Mega Express tidak dapat berjalan dengan kecepatan normal, hanya sekitar 30 persen kelajuannya.
Kepala Bidang Penjagaan dan Penyelamatan Kesatuan penjagaan laut dan Pantai (KPLP) Pontianak, Yusuan Imran saat ditemui di ruangan Kepala Adminsitrator pelabuhan, Senin (9/8) siang kemarin, membenarkan tentang adanya kejadian tersebut.
“Iya, Jadi memang ada trouble (kerusakan,red), saya dapat laporan ada trouble, sehingga diadakanlah perbaikan-perbaikan di Kumpai,” ujarnya kepada wartawan.
Selaku pemegang kewenangan terkait izin keberangkatan setiap kapal, Imran mengaku bahwa pada awalnya kapal Mega Express telah dicek terlebih dahulu sebelum berangkat. Keputusan berani yang diambilnya tersebut, pertimbangan Imran, karena melihat kondisi mesin yang masih layak.
“Mesin masih layak, standar kelayakan itu diatur pada undang-undang pelayaran 17 tahun 2008 dan diatur dengan undang-undang internasional, jadi memang kapal yang mengangkut penumpang, tidak bisa main-main itu,” katanya.
Namun kemudian, diakui Imran, jarak antara pengecekan kesiapan terhadap Mega Express dan pemberian ijin berlayar lebih lama satu jam, baru diberikan. Sehingga keputusan beranipun diambil Imran.
“Paling cepat dua jam sebelum berangkat, kalau kemarin itu satu jam sebelum berangkat, karena harus di cek dulu. Jadi kapal diberangkatkan dalam keadaan normal. Setiap kapal yang berangkat itu selalu dalam keadaan baik, kalau tidak baik tidak akan kita berangkatkan, namun namanya mesin bisa saja terjadi, mogok, macet atau saluran itu tidak lancar, tapi itu sifatnya insiden kecil yang bisa diperbaiki. Keculai kapalnya yang seharusnya over houl menjadi tidak over houl, itu jelas tidak bisa, iya toh,” paparnya.
Dia juga menjelaskan, dalam perjalanan, tiba-tiba mesin kapal macet di Kumpai, sehingga harus dilakukan perbaikan selama kurang lebih lima jam. Setelah mesin tersbut mulai dapat beroperasi, Imran mengatakan, mesin tidak dapat berjalan normal diakibatkan karena kondisi mesin yang baru diperbaiki. Mesin katanya, tidak dapat dipaksakan pada kecepatan seperti biasa.
“Kalau habis ada trouble, memang kondisinya tidak bisa langsung digenjot lagi, memang harus menurun kecepatannya. Inikan sungai kan, Bisa saja, limbah sampah segini banyak, pasti itu, pasti langsung mempengaruhi putaran mesin, kalau putaran mesin terpengaruhi otomatis kecepatan kapal juga terpengaruh, di laut kadangkala ada, apalagi di sungai, kita tidak berani jamin, karena jarak antara mulut sungai kedalam 30 kilometer. Kalau disini memang rawan itu, ada kotoran tali-tali, sampah pelastik,” jelasnya.
Sementara itu Manager jasa Mega Express, Anam, kepada wartawan mengatakan kejadian yang tidak biasa ini juga pernah terjadi. Meski kejadian ini pernah beberapa kali berulang, Anam menolak, jika kondisi mesin kapal Mega Express dikatakan tidak layak beroperasi.
“Usia mesin masih baru, over houl. Kejadian ini jarang-jarang terjadi, tapi pernah ada. Tapi namanya juga mesin. Dan ini juga bukan kemauan kita,” katanya ketika dikonfirmasi di kantornya, Jalan Imam Bonjol Pontianak.
Dijelaskannya dari pihak Mega Ekspres tidak ada jaminan pemberian insentif ganti rrugi keterlambatan waktu kepada para penumpang. Kecuali katanya, jika kapal tersebut sampai gagal total beroperasi, baru ada penggantian tiket dari pihak Mega Express.
“Kalau makan biasa ya kita berikan. Kalau kapal tidak bisa berangkat, kita ganti tiketnya, tapi sebelumnya kita bilang dulu ke penumpang,” katanya.
Fikri Akbar, Pontianak
Sebuah jasa armada laut dengan rute angkutan penumpang Pontianak Ketapang, Mega Express mengalami kerusakan berat pada Minggu (8/8), akibat kerusakan tersebut menyebabkan arus jalur penumpang menjadi terlambat dua belas jam. Dan keterlambatan, spontan membuat sediktinya 218 awak penumpang panik dan gelisah.
Pada awalnya Mega Express yang biasa dijadwalkan tepada pukul 08.00 WIB dan diperkirakan sampai pada tujuan Ketapang pada 15.00 atau kurang lebih tujuh jam. Namun pada Minggu teradapat beberapa kejanggalan, Mega Express lebih telat dari biasanya. Yakni pada pukul 08.15 menit. Terlambat 15 menit.
Menurut informasi yang diperoleh Borneo Tribune, belum berselang lama meninggalkan dermaga pelabuhan Sheng-Hie Pontianak, mesin kapal tiba-tiba saja mati dan menyebabkan kapal Mega Express mogok di sekitar wilayah Pontianak Timur atau tepatnya di daerah Kumpai Parit Mayor, prbaikan mesin sendiri, selama kurang lebih lima jam.
Mega Express baru kemudian dapat beroperasi dan berjalan pada pukul 15.07 WIB. Akibat kerusakan tersebut. Mesin Mega Express tidak dapat berjalan dengan kecepatan normal, hanya sekitar 30 persen kelajuannya.
Kepala Bidang Penjagaan dan Penyelamatan Kesatuan penjagaan laut dan Pantai (KPLP) Pontianak, Yusuan Imran saat ditemui di ruangan Kepala Adminsitrator pelabuhan, Senin (9/8) siang kemarin, membenarkan tentang adanya kejadian tersebut.
“Iya, Jadi memang ada trouble (kerusakan,red), saya dapat laporan ada trouble, sehingga diadakanlah perbaikan-perbaikan di Kumpai,” ujarnya kepada wartawan.
Selaku pemegang kewenangan terkait izin keberangkatan setiap kapal, Imran mengaku bahwa pada awalnya kapal Mega Express telah dicek terlebih dahulu sebelum berangkat. Keputusan berani yang diambilnya tersebut, pertimbangan Imran, karena melihat kondisi mesin yang masih layak.
“Mesin masih layak, standar kelayakan itu diatur pada undang-undang pelayaran 17 tahun 2008 dan diatur dengan undang-undang internasional, jadi memang kapal yang mengangkut penumpang, tidak bisa main-main itu,” katanya.
Namun kemudian, diakui Imran, jarak antara pengecekan kesiapan terhadap Mega Express dan pemberian ijin berlayar lebih lama satu jam, baru diberikan. Sehingga keputusan beranipun diambil Imran.
“Paling cepat dua jam sebelum berangkat, kalau kemarin itu satu jam sebelum berangkat, karena harus di cek dulu. Jadi kapal diberangkatkan dalam keadaan normal. Setiap kapal yang berangkat itu selalu dalam keadaan baik, kalau tidak baik tidak akan kita berangkatkan, namun namanya mesin bisa saja terjadi, mogok, macet atau saluran itu tidak lancar, tapi itu sifatnya insiden kecil yang bisa diperbaiki. Keculai kapalnya yang seharusnya over houl menjadi tidak over houl, itu jelas tidak bisa, iya toh,” paparnya.
Dia juga menjelaskan, dalam perjalanan, tiba-tiba mesin kapal macet di Kumpai, sehingga harus dilakukan perbaikan selama kurang lebih lima jam. Setelah mesin tersbut mulai dapat beroperasi, Imran mengatakan, mesin tidak dapat berjalan normal diakibatkan karena kondisi mesin yang baru diperbaiki. Mesin katanya, tidak dapat dipaksakan pada kecepatan seperti biasa.
“Kalau habis ada trouble, memang kondisinya tidak bisa langsung digenjot lagi, memang harus menurun kecepatannya. Inikan sungai kan, Bisa saja, limbah sampah segini banyak, pasti itu, pasti langsung mempengaruhi putaran mesin, kalau putaran mesin terpengaruhi otomatis kecepatan kapal juga terpengaruh, di laut kadangkala ada, apalagi di sungai, kita tidak berani jamin, karena jarak antara mulut sungai kedalam 30 kilometer. Kalau disini memang rawan itu, ada kotoran tali-tali, sampah pelastik,” jelasnya.
Sementara itu Manager jasa Mega Express, Anam, kepada wartawan mengatakan kejadian yang tidak biasa ini juga pernah terjadi. Meski kejadian ini pernah beberapa kali berulang, Anam menolak, jika kondisi mesin kapal Mega Express dikatakan tidak layak beroperasi.
“Usia mesin masih baru, over houl. Kejadian ini jarang-jarang terjadi, tapi pernah ada. Tapi namanya juga mesin. Dan ini juga bukan kemauan kita,” katanya ketika dikonfirmasi di kantornya, Jalan Imam Bonjol Pontianak.
Dijelaskannya dari pihak Mega Ekspres tidak ada jaminan pemberian insentif ganti rrugi keterlambatan waktu kepada para penumpang. Kecuali katanya, jika kapal tersebut sampai gagal total beroperasi, baru ada penggantian tiket dari pihak Mega Express.
“Kalau makan biasa ya kita berikan. Kalau kapal tidak bisa berangkat, kita ganti tiketnya, tapi sebelumnya kita bilang dulu ke penumpang,” katanya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar