Senin, 09 Agustus 2010

Bocah 16 Tahun Temukan Granat Aktif


*“Sempat ditimang dan dilemparkan”

Fikri Akbar, Pontianak

Seorang bocah berusia 16 tahun, Ahmad Kusyairi, warga Jalan Kebangkitan Nasional, Pontianak Utara, menemukan sebuah granata aktif di tepian sungai Kapuas Jalan Katahulistiwa Pontianak, atau tepatnya berada sekitar 50 meter dari belakang tugu Khatulistiwa Pontianak, Minggu (8/8) kemarin. Spontan, beberapa warga yang mengetahui adanya penemuan tersebut, segera melaporkan dan menyerahkan granat tersebut kepada Diretorat Kepolisian Air (Dit Polair) Kalbar.

Ketika ditemui di lokasi, Ahmad mengaku, pada awalnya, ketika itu dirinya sedang mandi di sungai bersama ketujuh rekannya yang lain. Karena terbilang masih pagi, sekitar pukul 8.00 WIB dan dengan kondisi air sungai yang masih surut, sedang asik bermain, tiba-tiba dia terlihat sebuah benda sejenis batu, “Ndak tau saya kira itu mainan jak, macam getah (mainan karet,red), dapatnya agik mandi,” katanya lugu kepada wartawan.

Bahkan Ahmad mengaku, sebelumnya dia tidak menyadari bahwa barang berbetuk oval yang dipegangnya tersebut merupakan sebuah granat nanas aktif yang masih lengkap dengan cincin pemicunya itu. “Pas dapat, pegang, saye timang-timang gini, saye lemparkan jak, abis tu saya ambek agik (untuk mainan,red)” katanya sambil membahasakan dengan tubuhnya.

Setelah lama diperhatikannya, baru kemudian Ahmad mengetahui bahwa benda tersebut merupakan sejenis mortir yang dapat meledak, “Saya tahunya itu bom saja, lalu saya bawa, langsung saye kasikan ke pak lek,” akunya yang kemudian membawa ke Mustafa.

Mustafa (50), seorang penjual pisang goreng didekat situ, kemudian sedikit kaget dengan adanya temuan granat tersebut. Kepada wartawan dia berujar, barang yang ditemukan oleh anak kelas II SMP Anggrek Pontianak Utara itu bukanlah sebuah bom, tapi itu granat nanas yang masih aktif.

“Pak De.. Pak De.. saya ketemu bom. Ini granat, bukan bom,” katanya sambil menirukan bocah itu. “Sini sini.. saya simpan, bahaya bahaya,” katanya.

Mengetahui hal itu, kurang dari satu jam kemudian, Mustafa langsung melaporkan segera penemuan bocah itu ke Direktorat Kepolisian Air (Dit Polair) Polda Kalbar Jalan Khatulistiwa Pontianak, yang jaraknya tak seberapa jauh dari tempat dia berjualan.

“Langsung cepat saya bawa ke Polair sini, saya serahkan kepada petugas disana,” ujar Mustafa.

Terpisah, anggota petugas Dit Polair, Bribda Uun Supiadi, ketika ditemui di Polair membenarkan cerita tersebut. Dikatakan Uun, adanya laporan dari Mustafa tersebut, pada saat itu juga dirinya bersama tim Polair langsung melakukan penyisiran di lokasi temuan tersebut.

“Dugaan sementara, hasil penyisiran kami dilapangan, granata tersebut, berasal dari peninggal, tapi kami masih menunggu proses,” kata Uun. “Sembilan puluh persen kondisi granat itu masih bagus, bentuknya sudah agak berkarat, di cincinnya juga ada karat sedikit,” jelas Uun.

Selanjutnya, menurut keterangan anggota dari Tim Gegana Polda Kalbar, Briptu Acep Hariyanto, diketahui, bahwa granat aktif yang diketemukan warga tersebut dibuat pada tahun 1936 dengan kekuatan ledak sejauh radius lima puluh meter. “Buatan luar negeri. Dan granat ini, biasa dipakai di tiga angkatan, angkatan laut, angkatan darat dan angkatan udara,” jelasnya.

Kemudian granata tersebut, oleh Tim Gegana akan diserahkan kepada Polda Kalbar untuk diteliti serta diproses lebih lanjut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senin, 09 Agustus 2010

Bocah 16 Tahun Temukan Granat Aktif


*“Sempat ditimang dan dilemparkan”

Fikri Akbar, Pontianak

Seorang bocah berusia 16 tahun, Ahmad Kusyairi, warga Jalan Kebangkitan Nasional, Pontianak Utara, menemukan sebuah granata aktif di tepian sungai Kapuas Jalan Katahulistiwa Pontianak, atau tepatnya berada sekitar 50 meter dari belakang tugu Khatulistiwa Pontianak, Minggu (8/8) kemarin. Spontan, beberapa warga yang mengetahui adanya penemuan tersebut, segera melaporkan dan menyerahkan granat tersebut kepada Diretorat Kepolisian Air (Dit Polair) Kalbar.

Ketika ditemui di lokasi, Ahmad mengaku, pada awalnya, ketika itu dirinya sedang mandi di sungai bersama ketujuh rekannya yang lain. Karena terbilang masih pagi, sekitar pukul 8.00 WIB dan dengan kondisi air sungai yang masih surut, sedang asik bermain, tiba-tiba dia terlihat sebuah benda sejenis batu, “Ndak tau saya kira itu mainan jak, macam getah (mainan karet,red), dapatnya agik mandi,” katanya lugu kepada wartawan.

Bahkan Ahmad mengaku, sebelumnya dia tidak menyadari bahwa barang berbetuk oval yang dipegangnya tersebut merupakan sebuah granat nanas aktif yang masih lengkap dengan cincin pemicunya itu. “Pas dapat, pegang, saye timang-timang gini, saye lemparkan jak, abis tu saya ambek agik (untuk mainan,red)” katanya sambil membahasakan dengan tubuhnya.

Setelah lama diperhatikannya, baru kemudian Ahmad mengetahui bahwa benda tersebut merupakan sejenis mortir yang dapat meledak, “Saya tahunya itu bom saja, lalu saya bawa, langsung saye kasikan ke pak lek,” akunya yang kemudian membawa ke Mustafa.

Mustafa (50), seorang penjual pisang goreng didekat situ, kemudian sedikit kaget dengan adanya temuan granat tersebut. Kepada wartawan dia berujar, barang yang ditemukan oleh anak kelas II SMP Anggrek Pontianak Utara itu bukanlah sebuah bom, tapi itu granat nanas yang masih aktif.

“Pak De.. Pak De.. saya ketemu bom. Ini granat, bukan bom,” katanya sambil menirukan bocah itu. “Sini sini.. saya simpan, bahaya bahaya,” katanya.

Mengetahui hal itu, kurang dari satu jam kemudian, Mustafa langsung melaporkan segera penemuan bocah itu ke Direktorat Kepolisian Air (Dit Polair) Polda Kalbar Jalan Khatulistiwa Pontianak, yang jaraknya tak seberapa jauh dari tempat dia berjualan.

“Langsung cepat saya bawa ke Polair sini, saya serahkan kepada petugas disana,” ujar Mustafa.

Terpisah, anggota petugas Dit Polair, Bribda Uun Supiadi, ketika ditemui di Polair membenarkan cerita tersebut. Dikatakan Uun, adanya laporan dari Mustafa tersebut, pada saat itu juga dirinya bersama tim Polair langsung melakukan penyisiran di lokasi temuan tersebut.

“Dugaan sementara, hasil penyisiran kami dilapangan, granata tersebut, berasal dari peninggal, tapi kami masih menunggu proses,” kata Uun. “Sembilan puluh persen kondisi granat itu masih bagus, bentuknya sudah agak berkarat, di cincinnya juga ada karat sedikit,” jelas Uun.

Selanjutnya, menurut keterangan anggota dari Tim Gegana Polda Kalbar, Briptu Acep Hariyanto, diketahui, bahwa granat aktif yang diketemukan warga tersebut dibuat pada tahun 1936 dengan kekuatan ledak sejauh radius lima puluh meter. “Buatan luar negeri. Dan granat ini, biasa dipakai di tiga angkatan, angkatan laut, angkatan darat dan angkatan udara,” jelasnya.

Kemudian granata tersebut, oleh Tim Gegana akan diserahkan kepada Polda Kalbar untuk diteliti serta diproses lebih lanjut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar