Fikri Akbar, Pontianak
Sejarah merupakan telaga yang tidak pernah kering untuk digali, begitupun dengan tokoh-tokoh yang berdiri dalam rentetan partikel waktunya. Dan peristiwa sejarah, tidak akan terlepas dari seseorang yang disebut dengan pahlawan. Mereka adalah manusia-manusia yang telah rela mengorbankan jiwa dan raga, harta dan benda, bahkan sekaligus nyawanya demi cita-cita bangsa dan Negara Indonesia tercinta.
“Seperti kata-kata yang diungkapkan oleh Proklamator bangsa, Bung Karno, ‘JASMERAH’, Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah,” ujar ketua DPRD Kota Pontianak, Hartono Azas diplomatis, kepada wartawan menanggapi makna hari pahlawan yang jatuh pada 10 November.
Kita, kata Hartono, hendaknya tidak terlalu kaku dalam memaknai sejarah dan pahlawan, karena menurut dia kehadiran sosok pahlawan tidak terlepas dari nilai-nilai apa yang diperjuangkannya. Nilai- nilai itu, kata Hartono, semangat, sikap dan moral bangsa kita sebagai generasi yang ditinggalkan.
“Nilai-nilain yang harus diperbaiki, saya pikir, adalah sikap dan moral sebagai generasi muda terhadap sesama, ber-etika dan bersopan-satun kepada yang lebih tua dan senior dari kita,” kata Hartono melalui selulernya, Selasa (9/11).
Relevansinya dengan moment memperingati hari pahlawan ini, menurut pendapat Hartono, yakni dengan mengenang akan jasa-jasa orang-orang (pahlawan) yang telah berbuat lebih dulu (senior) untuk bangsa ini. “Sehingga kita harus menyikapi dan menteladani semangat juang dan prestasi mereka. Generasi muda berbuatlah, berkreasilah dengan kemampuan yang dimiliki pada bidangnya masing-masing,” tutur Hartono.
Hartono menambahkan, seseorang disebut pahlawan, bukan hanya dia berjuang dari fisiknya saja, namun dia disebut dapat pahlawan ketia seseorang mampu melaksanakan perubahan demi kebaikan masyarakat, bangsa dan negara.
“Banyak pahlawan yang berprestasi dibidang pendidikan, salah satunya Ki Hajar Dewantara,” katanya memisalkan.
Sebagai orang yang ditinggalkan, Hartono menghimbau, sudah seyogyanya kita mewarisi nilai-nilai semangat perjuangan pahlawan, dengan melakukan perubahan tanpa meninggalkan prinsip-prinsip moral dan etika. “Wajib bagi kita untuk mengenang jasa-jasa mereka,” tutup Hartono.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Selasa, 09 November 2010
Warisi Semangat Juang Pahlawan-Hartono: Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah
Fikri Akbar, Pontianak
Sejarah merupakan telaga yang tidak pernah kering untuk digali, begitupun dengan tokoh-tokoh yang berdiri dalam rentetan partikel waktunya. Dan peristiwa sejarah, tidak akan terlepas dari seseorang yang disebut dengan pahlawan. Mereka adalah manusia-manusia yang telah rela mengorbankan jiwa dan raga, harta dan benda, bahkan sekaligus nyawanya demi cita-cita bangsa dan Negara Indonesia tercinta.
“Seperti kata-kata yang diungkapkan oleh Proklamator bangsa, Bung Karno, ‘JASMERAH’, Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah,” ujar ketua DPRD Kota Pontianak, Hartono Azas diplomatis, kepada wartawan menanggapi makna hari pahlawan yang jatuh pada 10 November.
Kita, kata Hartono, hendaknya tidak terlalu kaku dalam memaknai sejarah dan pahlawan, karena menurut dia kehadiran sosok pahlawan tidak terlepas dari nilai-nilai apa yang diperjuangkannya. Nilai- nilai itu, kata Hartono, semangat, sikap dan moral bangsa kita sebagai generasi yang ditinggalkan.
“Nilai-nilain yang harus diperbaiki, saya pikir, adalah sikap dan moral sebagai generasi muda terhadap sesama, ber-etika dan bersopan-satun kepada yang lebih tua dan senior dari kita,” kata Hartono melalui selulernya, Selasa (9/11).
Relevansinya dengan moment memperingati hari pahlawan ini, menurut pendapat Hartono, yakni dengan mengenang akan jasa-jasa orang-orang (pahlawan) yang telah berbuat lebih dulu (senior) untuk bangsa ini. “Sehingga kita harus menyikapi dan menteladani semangat juang dan prestasi mereka. Generasi muda berbuatlah, berkreasilah dengan kemampuan yang dimiliki pada bidangnya masing-masing,” tutur Hartono.
Hartono menambahkan, seseorang disebut pahlawan, bukan hanya dia berjuang dari fisiknya saja, namun dia disebut dapat pahlawan ketia seseorang mampu melaksanakan perubahan demi kebaikan masyarakat, bangsa dan negara.
“Banyak pahlawan yang berprestasi dibidang pendidikan, salah satunya Ki Hajar Dewantara,” katanya memisalkan.
Sebagai orang yang ditinggalkan, Hartono menghimbau, sudah seyogyanya kita mewarisi nilai-nilai semangat perjuangan pahlawan, dengan melakukan perubahan tanpa meninggalkan prinsip-prinsip moral dan etika. “Wajib bagi kita untuk mengenang jasa-jasa mereka,” tutup Hartono.
Sejarah merupakan telaga yang tidak pernah kering untuk digali, begitupun dengan tokoh-tokoh yang berdiri dalam rentetan partikel waktunya. Dan peristiwa sejarah, tidak akan terlepas dari seseorang yang disebut dengan pahlawan. Mereka adalah manusia-manusia yang telah rela mengorbankan jiwa dan raga, harta dan benda, bahkan sekaligus nyawanya demi cita-cita bangsa dan Negara Indonesia tercinta.
“Seperti kata-kata yang diungkapkan oleh Proklamator bangsa, Bung Karno, ‘JASMERAH’, Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah,” ujar ketua DPRD Kota Pontianak, Hartono Azas diplomatis, kepada wartawan menanggapi makna hari pahlawan yang jatuh pada 10 November.
Kita, kata Hartono, hendaknya tidak terlalu kaku dalam memaknai sejarah dan pahlawan, karena menurut dia kehadiran sosok pahlawan tidak terlepas dari nilai-nilai apa yang diperjuangkannya. Nilai- nilai itu, kata Hartono, semangat, sikap dan moral bangsa kita sebagai generasi yang ditinggalkan.
“Nilai-nilain yang harus diperbaiki, saya pikir, adalah sikap dan moral sebagai generasi muda terhadap sesama, ber-etika dan bersopan-satun kepada yang lebih tua dan senior dari kita,” kata Hartono melalui selulernya, Selasa (9/11).
Relevansinya dengan moment memperingati hari pahlawan ini, menurut pendapat Hartono, yakni dengan mengenang akan jasa-jasa orang-orang (pahlawan) yang telah berbuat lebih dulu (senior) untuk bangsa ini. “Sehingga kita harus menyikapi dan menteladani semangat juang dan prestasi mereka. Generasi muda berbuatlah, berkreasilah dengan kemampuan yang dimiliki pada bidangnya masing-masing,” tutur Hartono.
Hartono menambahkan, seseorang disebut pahlawan, bukan hanya dia berjuang dari fisiknya saja, namun dia disebut dapat pahlawan ketia seseorang mampu melaksanakan perubahan demi kebaikan masyarakat, bangsa dan negara.
“Banyak pahlawan yang berprestasi dibidang pendidikan, salah satunya Ki Hajar Dewantara,” katanya memisalkan.
Sebagai orang yang ditinggalkan, Hartono menghimbau, sudah seyogyanya kita mewarisi nilai-nilai semangat perjuangan pahlawan, dengan melakukan perubahan tanpa meninggalkan prinsip-prinsip moral dan etika. “Wajib bagi kita untuk mengenang jasa-jasa mereka,” tutup Hartono.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar