Fikri Akbar, Pontianak
Untuk mengantisipasi serta penanggulangan meledaknya angka pasien Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit demam berdarah dan penyakit diare, seperti yang terjadi pada tahun 2009 lalu. Rumah Sakit Umum Soedarso mengaku telah membentuk tim khusus untuk KLB DBD dan KLB Diare.
“Kita memang sudah membentuk tim, tim untuk KLB DBD dan tim KLB Diare, kita sudah bentuk,” kata Kepala Bidang Kabid Pelayanan RSUD Soedarso, Drg. Hj. Tita Selati Sundari, diruangannya, Kamis (30/9) lalu.
Dijelaskan Tita, berdasarkan data dari medical record, pada 2009 silam, sedikitnya terdapat 2794 kasus untuk DBD, dengan anggka kematian yang fantastis, yakni mencapai 59 jiwa. Sedang untuk kasus diare pada 2009, berjumlah 1142 kasus, dengan korban meninggal sebanyak 14 orang.
“Jadi kitakan selalu berkoordinasi ke bagian medical record ya, kalau keliatannya sudah ada tanda-tanda kearah sana (KLB), kita sudah ada antisipasi, persiapan,” ujarnya.
Disamping upaya itu, lanjut Tita, Soedarso juga sedang mengupayakan penyelesaian bangunan serba-guna. Rencananya, kata Tita, bangunan itulah yang nantinya akan dipakai sebagai antisipasi menampung meledaknya jumlah pasien.
“Ruangan khusus sedang kita bangun sekarang, dibelakang ruangan anak, itu sedang kita bangun ruangan serba-guna, jadi seandainya ada kasus-kasus KLB, nanti disitulah tempatnya. Jadi ruangan anak yang ada sekarang ini, nanti itu jadi pasien kelas I dan II dan untuk pasien kelas III, hall (semacam aula, tanpa sekat kamar,red) begitu aja. Jadi nanti seandainya ada apa-apa lagi kita tidak kesulitan, sudah punya tempat layaklah, dan sekarang lagi dikerjakan,” jelas Tita.
Pembangunan mirip aula satu lantai yang juga terletak tepat dibelakang gedung Administrasi RSUD Soedarso itu, tumbuh diarea lahan seluas 540,50 meter kubik atau 11,50 kali 47.00 meter, dengan memiliki kapasitas tampung sekitar 246 tempat tidur. Dan kata Tita bangunan itu diproyeksikan selesai tahun 2010 ini.
“Itukan anggaran APBD ya, dari panitia mengusahakan tahun ini selesai,” katanya.
Rencanya, diruangan itu nantinya akan diisi oleh beberapa tim medis yang akan bertugas secara bergantian, dan menempatkan sedikitnya tiga orang dokter spesialis penanganan DBD dan diare. “Dokternyapun menyatu, karena selama ini nyebar kemana-mana, mantaunya juga enak. Yang menjadi motornya nanti Wadir (wakil direktur). Ada 3 dokter spesialis, setelah disana, kita akan buatkan jadwal. Jadi rumah sakit, antisipasinya sudah sejauh itu,” pungkasnya.
Sebelumnya dikatakan Tita, selama pembangunan ruangan itu belum selesai, serta kasus DBD serta diare belum menunjukkan gejala-gejala KLB. Maka pihak rumkit akan menerapkan protap yang sudah berjalan, seperti biasanya.
“Bisasanya dari amunese, jika tanda-tandanya sudah mengarah kesana, setelah kita langsung tempatkan mereka sesuai golongan usianya, kalau anak, mereka ke ruangan anak dan dokternya juga sudah otomatis, sudah jelas protapnya” tambahnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Jumat, 15 Oktober 2010
Antisipasi KLB, Soedarso Sudah Bentuk Tim, Ruang Khususpun Sedang Dibangun
Fikri Akbar, Pontianak
Untuk mengantisipasi serta penanggulangan meledaknya angka pasien Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit demam berdarah dan penyakit diare, seperti yang terjadi pada tahun 2009 lalu. Rumah Sakit Umum Soedarso mengaku telah membentuk tim khusus untuk KLB DBD dan KLB Diare.
“Kita memang sudah membentuk tim, tim untuk KLB DBD dan tim KLB Diare, kita sudah bentuk,” kata Kepala Bidang Kabid Pelayanan RSUD Soedarso, Drg. Hj. Tita Selati Sundari, diruangannya, Kamis (30/9) lalu.
Dijelaskan Tita, berdasarkan data dari medical record, pada 2009 silam, sedikitnya terdapat 2794 kasus untuk DBD, dengan anggka kematian yang fantastis, yakni mencapai 59 jiwa. Sedang untuk kasus diare pada 2009, berjumlah 1142 kasus, dengan korban meninggal sebanyak 14 orang.
“Jadi kitakan selalu berkoordinasi ke bagian medical record ya, kalau keliatannya sudah ada tanda-tanda kearah sana (KLB), kita sudah ada antisipasi, persiapan,” ujarnya.
Disamping upaya itu, lanjut Tita, Soedarso juga sedang mengupayakan penyelesaian bangunan serba-guna. Rencananya, kata Tita, bangunan itulah yang nantinya akan dipakai sebagai antisipasi menampung meledaknya jumlah pasien.
“Ruangan khusus sedang kita bangun sekarang, dibelakang ruangan anak, itu sedang kita bangun ruangan serba-guna, jadi seandainya ada kasus-kasus KLB, nanti disitulah tempatnya. Jadi ruangan anak yang ada sekarang ini, nanti itu jadi pasien kelas I dan II dan untuk pasien kelas III, hall (semacam aula, tanpa sekat kamar,red) begitu aja. Jadi nanti seandainya ada apa-apa lagi kita tidak kesulitan, sudah punya tempat layaklah, dan sekarang lagi dikerjakan,” jelas Tita.
Pembangunan mirip aula satu lantai yang juga terletak tepat dibelakang gedung Administrasi RSUD Soedarso itu, tumbuh diarea lahan seluas 540,50 meter kubik atau 11,50 kali 47.00 meter, dengan memiliki kapasitas tampung sekitar 246 tempat tidur. Dan kata Tita bangunan itu diproyeksikan selesai tahun 2010 ini.
“Itukan anggaran APBD ya, dari panitia mengusahakan tahun ini selesai,” katanya.
Rencanya, diruangan itu nantinya akan diisi oleh beberapa tim medis yang akan bertugas secara bergantian, dan menempatkan sedikitnya tiga orang dokter spesialis penanganan DBD dan diare. “Dokternyapun menyatu, karena selama ini nyebar kemana-mana, mantaunya juga enak. Yang menjadi motornya nanti Wadir (wakil direktur). Ada 3 dokter spesialis, setelah disana, kita akan buatkan jadwal. Jadi rumah sakit, antisipasinya sudah sejauh itu,” pungkasnya.
Sebelumnya dikatakan Tita, selama pembangunan ruangan itu belum selesai, serta kasus DBD serta diare belum menunjukkan gejala-gejala KLB. Maka pihak rumkit akan menerapkan protap yang sudah berjalan, seperti biasanya.
“Bisasanya dari amunese, jika tanda-tandanya sudah mengarah kesana, setelah kita langsung tempatkan mereka sesuai golongan usianya, kalau anak, mereka ke ruangan anak dan dokternya juga sudah otomatis, sudah jelas protapnya” tambahnya.
Untuk mengantisipasi serta penanggulangan meledaknya angka pasien Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit demam berdarah dan penyakit diare, seperti yang terjadi pada tahun 2009 lalu. Rumah Sakit Umum Soedarso mengaku telah membentuk tim khusus untuk KLB DBD dan KLB Diare.
“Kita memang sudah membentuk tim, tim untuk KLB DBD dan tim KLB Diare, kita sudah bentuk,” kata Kepala Bidang Kabid Pelayanan RSUD Soedarso, Drg. Hj. Tita Selati Sundari, diruangannya, Kamis (30/9) lalu.
Dijelaskan Tita, berdasarkan data dari medical record, pada 2009 silam, sedikitnya terdapat 2794 kasus untuk DBD, dengan anggka kematian yang fantastis, yakni mencapai 59 jiwa. Sedang untuk kasus diare pada 2009, berjumlah 1142 kasus, dengan korban meninggal sebanyak 14 orang.
“Jadi kitakan selalu berkoordinasi ke bagian medical record ya, kalau keliatannya sudah ada tanda-tanda kearah sana (KLB), kita sudah ada antisipasi, persiapan,” ujarnya.
Disamping upaya itu, lanjut Tita, Soedarso juga sedang mengupayakan penyelesaian bangunan serba-guna. Rencananya, kata Tita, bangunan itulah yang nantinya akan dipakai sebagai antisipasi menampung meledaknya jumlah pasien.
“Ruangan khusus sedang kita bangun sekarang, dibelakang ruangan anak, itu sedang kita bangun ruangan serba-guna, jadi seandainya ada kasus-kasus KLB, nanti disitulah tempatnya. Jadi ruangan anak yang ada sekarang ini, nanti itu jadi pasien kelas I dan II dan untuk pasien kelas III, hall (semacam aula, tanpa sekat kamar,red) begitu aja. Jadi nanti seandainya ada apa-apa lagi kita tidak kesulitan, sudah punya tempat layaklah, dan sekarang lagi dikerjakan,” jelas Tita.
Pembangunan mirip aula satu lantai yang juga terletak tepat dibelakang gedung Administrasi RSUD Soedarso itu, tumbuh diarea lahan seluas 540,50 meter kubik atau 11,50 kali 47.00 meter, dengan memiliki kapasitas tampung sekitar 246 tempat tidur. Dan kata Tita bangunan itu diproyeksikan selesai tahun 2010 ini.
“Itukan anggaran APBD ya, dari panitia mengusahakan tahun ini selesai,” katanya.
Rencanya, diruangan itu nantinya akan diisi oleh beberapa tim medis yang akan bertugas secara bergantian, dan menempatkan sedikitnya tiga orang dokter spesialis penanganan DBD dan diare. “Dokternyapun menyatu, karena selama ini nyebar kemana-mana, mantaunya juga enak. Yang menjadi motornya nanti Wadir (wakil direktur). Ada 3 dokter spesialis, setelah disana, kita akan buatkan jadwal. Jadi rumah sakit, antisipasinya sudah sejauh itu,” pungkasnya.
Sebelumnya dikatakan Tita, selama pembangunan ruangan itu belum selesai, serta kasus DBD serta diare belum menunjukkan gejala-gejala KLB. Maka pihak rumkit akan menerapkan protap yang sudah berjalan, seperti biasanya.
“Bisasanya dari amunese, jika tanda-tandanya sudah mengarah kesana, setelah kita langsung tempatkan mereka sesuai golongan usianya, kalau anak, mereka ke ruangan anak dan dokternya juga sudah otomatis, sudah jelas protapnya” tambahnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar