Jumat, 15 Oktober 2010

Silahkan Pansuskan Pasar Cempaka Sutarmidji: Terserah Jika PKL Tidak Mau Pindah

Fikri Akbar, Pontianak

Walikota Pontianak, Sutarmidji mengatakan terserah jika DPRD Kota Pontianak ingin membentuk panitia khusus (pansus) terkait pasar Cempaka di Jalan Kapten Marsan Komplek Pasar Cempaka, Kapuas Indah Pontianak. Sutarmidji beranggapan, tidak ada penyimpangan apapun dalam pembangunan pasar Cempaka.

Yang dikatakan penyimpangan itu apa, jangan sedikit-sedikit bilang penyimpangan? Apanya yang disimpangi? Lho itu proyek pakai tender kok, yang dari awal kita sampaikan, kita jual, dan harganya itu dari 115 dan maksimal itu harganya 121 juta, itu sudah laku semua dan sudah disetor ke kas daerah semua. Kalau saya mau pansus silahkan, buat apa aja silahkan, yang jelas penyimpangan ini saya bingung juga apa, karena itukan melalui tender?” kata Sutarmidji kepada wartawan, saat dikonfirmasi, Senin (27/9).

“Disitu ada 30 kios yang dijual, mereka sudah lunas semua, dari nilai 13 M kan ada pendapatan Pemkot sampai 4 Milyar, kemudian disitu ada bangun terminal, ada bangun kantor PD Kapuas, kemudian ada dua kios sebagai konpensasi kepada pemilik HPL/HGB yang lama,” bela Midji.

Seperti yang dimuat di koran ini, edisi (23/9) lalu, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pontianak berencana segera akan membentuk panitia khusus (pansus) pasar cempaka. Seruan tersebut menyusul aksi penolakan puluhan pedagang saat melakukan audiesi kedua di Gedung Dewan, Rabu (22/9). Para PKL itu tidak terima, jika mereka ditempatkan di lantai dua, sedangkan para agen diletakkan dilantai dasar. Hal itu menurut para PKL tersebut, cara Pemkot itu dapat mematikan usahanya.

“Tidak benar itu. Hanya ada satu disitu, yang dapat dikategorikan sebagai agen, itupun kawan mereka,” bantah Midji lagi.

Sutarmidji juga menolak jika dikatakan para PKL Sudirman itu menolak atas rencana perpindahan pada Oktober nanti itu. Sebaliknya, dirinya mengklaim 90 persen pedagang telah setuju untuk pindah.

“Saya pastikan 90 persen mereka mau pindah, saya yakin karena saya sering juga komunikasi dengan pedagang, cuman saya mengerti masalah sosial, memang tidak semua yang bisa menerima,” katanya.

Namun pada akhirnya, Walikota mengaku tidak mau ambil pusing dengan persoalan relokasi yang demikian santer di media itu. Dirnya hanya menegaskan, boleh saja jika para pedagang itu tidak mau pindah ke pasar cempaka, tapi yang jelas katanya, mereka tetap tidak boleh berjualan di areal kaki lima Sudirman.
“Saya tidak mau bicara orang mau pindah atau tidak mau pindah; 450 ribu sampai 900 ribu perkios listrik kita yang tanggung, kita Bantu aksesnya di bank, iuran 3 bulan pertama kita Bantu, kemudian kita lakukan pembinaan satu tahun dengan pemberian voucher dan segala macam, nah jika pemkot sudah melakukan hal yang seperti ini, masih juga tidak mau pindah? Saya tekankan, yang tidak mau pindah tidak ada masalah, tapi yang jelas, mereka tidak boleh berjualan di arel itu, itu saja. Jadi kita tidak (mau) paksa orang (lagi),” simpulnya tegas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jumat, 15 Oktober 2010

Silahkan Pansuskan Pasar Cempaka Sutarmidji: Terserah Jika PKL Tidak Mau Pindah

Fikri Akbar, Pontianak

Walikota Pontianak, Sutarmidji mengatakan terserah jika DPRD Kota Pontianak ingin membentuk panitia khusus (pansus) terkait pasar Cempaka di Jalan Kapten Marsan Komplek Pasar Cempaka, Kapuas Indah Pontianak. Sutarmidji beranggapan, tidak ada penyimpangan apapun dalam pembangunan pasar Cempaka.

Yang dikatakan penyimpangan itu apa, jangan sedikit-sedikit bilang penyimpangan? Apanya yang disimpangi? Lho itu proyek pakai tender kok, yang dari awal kita sampaikan, kita jual, dan harganya itu dari 115 dan maksimal itu harganya 121 juta, itu sudah laku semua dan sudah disetor ke kas daerah semua. Kalau saya mau pansus silahkan, buat apa aja silahkan, yang jelas penyimpangan ini saya bingung juga apa, karena itukan melalui tender?” kata Sutarmidji kepada wartawan, saat dikonfirmasi, Senin (27/9).

“Disitu ada 30 kios yang dijual, mereka sudah lunas semua, dari nilai 13 M kan ada pendapatan Pemkot sampai 4 Milyar, kemudian disitu ada bangun terminal, ada bangun kantor PD Kapuas, kemudian ada dua kios sebagai konpensasi kepada pemilik HPL/HGB yang lama,” bela Midji.

Seperti yang dimuat di koran ini, edisi (23/9) lalu, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pontianak berencana segera akan membentuk panitia khusus (pansus) pasar cempaka. Seruan tersebut menyusul aksi penolakan puluhan pedagang saat melakukan audiesi kedua di Gedung Dewan, Rabu (22/9). Para PKL itu tidak terima, jika mereka ditempatkan di lantai dua, sedangkan para agen diletakkan dilantai dasar. Hal itu menurut para PKL tersebut, cara Pemkot itu dapat mematikan usahanya.

“Tidak benar itu. Hanya ada satu disitu, yang dapat dikategorikan sebagai agen, itupun kawan mereka,” bantah Midji lagi.

Sutarmidji juga menolak jika dikatakan para PKL Sudirman itu menolak atas rencana perpindahan pada Oktober nanti itu. Sebaliknya, dirinya mengklaim 90 persen pedagang telah setuju untuk pindah.

“Saya pastikan 90 persen mereka mau pindah, saya yakin karena saya sering juga komunikasi dengan pedagang, cuman saya mengerti masalah sosial, memang tidak semua yang bisa menerima,” katanya.

Namun pada akhirnya, Walikota mengaku tidak mau ambil pusing dengan persoalan relokasi yang demikian santer di media itu. Dirnya hanya menegaskan, boleh saja jika para pedagang itu tidak mau pindah ke pasar cempaka, tapi yang jelas katanya, mereka tetap tidak boleh berjualan di areal kaki lima Sudirman.
“Saya tidak mau bicara orang mau pindah atau tidak mau pindah; 450 ribu sampai 900 ribu perkios listrik kita yang tanggung, kita Bantu aksesnya di bank, iuran 3 bulan pertama kita Bantu, kemudian kita lakukan pembinaan satu tahun dengan pemberian voucher dan segala macam, nah jika pemkot sudah melakukan hal yang seperti ini, masih juga tidak mau pindah? Saya tekankan, yang tidak mau pindah tidak ada masalah, tapi yang jelas, mereka tidak boleh berjualan di arel itu, itu saja. Jadi kita tidak (mau) paksa orang (lagi),” simpulnya tegas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar