Fikri Akbar, Pontianak
Walikota Pontianak, Sutarmidji mengatakan, bahwa Pemkot akan mempercepat pembuatan jembatan hubung paralel di jemlah tempat dan wilayah kecamatan di Kota Pontianak. Hal itu dikatakannya, untuk mencegah terjadinya banjir, karena mengingat curah hujan yang cukup tinggi mengguyur Kota Pontianak dan sekitarnya beberapa pekan terakhir ini,
“Bukan karena saluran, karena curah hujan yang diluar batas normal, makanya yang harus dipercepat itu pembangunan jalan paralel,” katanya Sutarmidji usai mengahdiri lomba konkurs suara alam kicau burung perkutut, peringatan ke 65 tahun Kodam XII tanjungpura Kalbar di lapangan konkur P3SI Pontianak, Minggu (26/9).
Dijelaskannya, jalan paralel ini berfungsi sebagai pengganti jembatan-jembatan kecil milik warga yang lebih rendah dari permukaan parit dan cenderung menahan air. Sehingga, seiring dengan lamanya hujan yang turun dan kuantitas jembatan kecil itu menahan air, maka akan terjadilah genangan. Sehingga katanya, jika jembatan paralel tidak segera dibangun, genangan air tersebut terus melimpah dan dapat menyebabkan banjir.
“Seperti jalan Sungai Jawi, jalan Ampera sekarang sudah mulai jalan, itu sudah bagus, karena kalau di Sungai Jawi itu terlalu banyak jembatan, air akan terhambat, air itu kan dari sungai kapuas, akhirnya apa? Lama tergenangnya,” katanya.
Namun diakui Midji, tidak semua niatan Pemkot itu berjalan mulus dan diterima oleh masyarakat, terdapat beberapa tempat yang menolak pembangunan jalan paralel di wilayah mereka. Namun kata dia lagi, Pemkot akan tetap melakukan percepatan pembangunan itu, sebagai antisipasi banjir.
“Kita mau buatkan jalan paralel, mereka tolak. Percayalah, kalau orang parit Haji Husin tidak mau, misalnya jalan parallel ini terwujud, maka dia akan tergenang disitu, karena apa? Fotografi Pontianak ini lebih rendah dari Punggur, kalau Punggur ujan lebat, di Pontianak ujan lebat juga, akhirnya air disana lari ke sini, dan muara sungai kapuas lewat pontianak, akhirnya itu, tergenang (banjir). Yang harus ada itu, Sui Raya dalam , Parit Haji Husin, Sui Jawi, Ampere, itu yang paling mendesak,” terangnya panjang lebar.
Selanjutnya, dikatakan Midji, Pemkot akan melakukan penataan terhadap jembatan-jembatan kecil milik warga tadi, setelah pelaksanaan jalan parallel selesai. “Setelah jembatan paralel sudah ada. Coba lihat, semalam saya turun jam 12 malam, saya lihat di parit Haji Husin, air tergenang terhambat oleh jembatan-jembatan rumah warga, kalau yang tinggi itu lancar,” katanya menyambung.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Jumat, 15 Oktober 2010
Pembangunan Jalan Paralel Atasi Banjir-Sutarmidji: Kalau Warga Paris Menolak, Mereka akan Tergenang
Fikri Akbar, Pontianak
Walikota Pontianak, Sutarmidji mengatakan, bahwa Pemkot akan mempercepat pembuatan jembatan hubung paralel di jemlah tempat dan wilayah kecamatan di Kota Pontianak. Hal itu dikatakannya, untuk mencegah terjadinya banjir, karena mengingat curah hujan yang cukup tinggi mengguyur Kota Pontianak dan sekitarnya beberapa pekan terakhir ini,
“Bukan karena saluran, karena curah hujan yang diluar batas normal, makanya yang harus dipercepat itu pembangunan jalan paralel,” katanya Sutarmidji usai mengahdiri lomba konkurs suara alam kicau burung perkutut, peringatan ke 65 tahun Kodam XII tanjungpura Kalbar di lapangan konkur P3SI Pontianak, Minggu (26/9).
Dijelaskannya, jalan paralel ini berfungsi sebagai pengganti jembatan-jembatan kecil milik warga yang lebih rendah dari permukaan parit dan cenderung menahan air. Sehingga, seiring dengan lamanya hujan yang turun dan kuantitas jembatan kecil itu menahan air, maka akan terjadilah genangan. Sehingga katanya, jika jembatan paralel tidak segera dibangun, genangan air tersebut terus melimpah dan dapat menyebabkan banjir.
“Seperti jalan Sungai Jawi, jalan Ampera sekarang sudah mulai jalan, itu sudah bagus, karena kalau di Sungai Jawi itu terlalu banyak jembatan, air akan terhambat, air itu kan dari sungai kapuas, akhirnya apa? Lama tergenangnya,” katanya.
Namun diakui Midji, tidak semua niatan Pemkot itu berjalan mulus dan diterima oleh masyarakat, terdapat beberapa tempat yang menolak pembangunan jalan paralel di wilayah mereka. Namun kata dia lagi, Pemkot akan tetap melakukan percepatan pembangunan itu, sebagai antisipasi banjir.
“Kita mau buatkan jalan paralel, mereka tolak. Percayalah, kalau orang parit Haji Husin tidak mau, misalnya jalan parallel ini terwujud, maka dia akan tergenang disitu, karena apa? Fotografi Pontianak ini lebih rendah dari Punggur, kalau Punggur ujan lebat, di Pontianak ujan lebat juga, akhirnya air disana lari ke sini, dan muara sungai kapuas lewat pontianak, akhirnya itu, tergenang (banjir). Yang harus ada itu, Sui Raya dalam , Parit Haji Husin, Sui Jawi, Ampere, itu yang paling mendesak,” terangnya panjang lebar.
Selanjutnya, dikatakan Midji, Pemkot akan melakukan penataan terhadap jembatan-jembatan kecil milik warga tadi, setelah pelaksanaan jalan parallel selesai. “Setelah jembatan paralel sudah ada. Coba lihat, semalam saya turun jam 12 malam, saya lihat di parit Haji Husin, air tergenang terhambat oleh jembatan-jembatan rumah warga, kalau yang tinggi itu lancar,” katanya menyambung.
Walikota Pontianak, Sutarmidji mengatakan, bahwa Pemkot akan mempercepat pembuatan jembatan hubung paralel di jemlah tempat dan wilayah kecamatan di Kota Pontianak. Hal itu dikatakannya, untuk mencegah terjadinya banjir, karena mengingat curah hujan yang cukup tinggi mengguyur Kota Pontianak dan sekitarnya beberapa pekan terakhir ini,
“Bukan karena saluran, karena curah hujan yang diluar batas normal, makanya yang harus dipercepat itu pembangunan jalan paralel,” katanya Sutarmidji usai mengahdiri lomba konkurs suara alam kicau burung perkutut, peringatan ke 65 tahun Kodam XII tanjungpura Kalbar di lapangan konkur P3SI Pontianak, Minggu (26/9).
Dijelaskannya, jalan paralel ini berfungsi sebagai pengganti jembatan-jembatan kecil milik warga yang lebih rendah dari permukaan parit dan cenderung menahan air. Sehingga, seiring dengan lamanya hujan yang turun dan kuantitas jembatan kecil itu menahan air, maka akan terjadilah genangan. Sehingga katanya, jika jembatan paralel tidak segera dibangun, genangan air tersebut terus melimpah dan dapat menyebabkan banjir.
“Seperti jalan Sungai Jawi, jalan Ampera sekarang sudah mulai jalan, itu sudah bagus, karena kalau di Sungai Jawi itu terlalu banyak jembatan, air akan terhambat, air itu kan dari sungai kapuas, akhirnya apa? Lama tergenangnya,” katanya.
Namun diakui Midji, tidak semua niatan Pemkot itu berjalan mulus dan diterima oleh masyarakat, terdapat beberapa tempat yang menolak pembangunan jalan paralel di wilayah mereka. Namun kata dia lagi, Pemkot akan tetap melakukan percepatan pembangunan itu, sebagai antisipasi banjir.
“Kita mau buatkan jalan paralel, mereka tolak. Percayalah, kalau orang parit Haji Husin tidak mau, misalnya jalan parallel ini terwujud, maka dia akan tergenang disitu, karena apa? Fotografi Pontianak ini lebih rendah dari Punggur, kalau Punggur ujan lebat, di Pontianak ujan lebat juga, akhirnya air disana lari ke sini, dan muara sungai kapuas lewat pontianak, akhirnya itu, tergenang (banjir). Yang harus ada itu, Sui Raya dalam , Parit Haji Husin, Sui Jawi, Ampere, itu yang paling mendesak,” terangnya panjang lebar.
Selanjutnya, dikatakan Midji, Pemkot akan melakukan penataan terhadap jembatan-jembatan kecil milik warga tadi, setelah pelaksanaan jalan parallel selesai. “Setelah jembatan paralel sudah ada. Coba lihat, semalam saya turun jam 12 malam, saya lihat di parit Haji Husin, air tergenang terhambat oleh jembatan-jembatan rumah warga, kalau yang tinggi itu lancar,” katanya menyambung.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar