Fikri Akbar, Pontianak
Fakta mengejutkan terjadi, menurut data yang diperoleh dari Medical Record Rumah Sakit Umum Daerah Sudarso, Kamis (30/9) menyebutkan bahwa angka kematian yang disebabkan oleh penyakit diare lebih tinggi jika dibandingkan angka kematian yang disebabkan oleh demam berdarah.
Untuk tahun 2010 saja, dari total keseluruhan 698 kasus pasien diare, tercatat sebanyak 11 orang meninggal dunia. Sedangkan dari 116 pasien rawat inap kasus DBD, hanya tercatat sebanyak 4 orang meninggal saja yang disebabkan oleh sengatan nyamuk betina Aides Aegypti itu. Hal itu berbalik dengan anggapan awam sebagian warga selama ini, bahwa DBD lebih berbahaya daripada penyakit diare.
Data yang diambil sejak tahun 2006 hingga 2010 itu juga menyebutkan, selama kurang lebih dari 4 tahun dilakukannya pendataan. Perbedaan angka kematian dari kedua penyakit ini, menunjukkan perbandingan jumlah kematian yang cukup signifikan.
Sebagai data pembanding, untuk tahun 2006 misalnya, dari 679 kasus DBD, terdapat 8 orang pasien yang meninggal. Sedangkan untuk kasus diare, dari 1425 kasus, sedikitnya 18 orang meninggal. Selanjutnya, pada tahun 2007 disebutkan, dari 997 kasus Diare, terdapat 27 orang yang meninggal, itu cukup signifikan bila dibanding dengan 3 kematian dari 76 kasus DBD sepanjang 2007.
Pada 2008 lagi, sedikitnya 1142 kasus diare memenuhi bursa penyakit-penyakit fenomenal dengan 25 pasien meninggal. Jauh bedanya dengan hanya 153 kasus DBD yang hanya menyisakan 5 angka kematian.
Baru pada tahun 2009 silam, angka kasus DBD naik rangking hinga 2794 kasus dengan angga kematian yang fantastis, mencapai 59 jiwa. Sedang diare tetap bertahan pada 2009 dengan jumlah 1142 kasus, dengan kematian lebih rendah, yakni hanya 14 jiwa saja.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Jumat, 15 Oktober 2010
Tahukan Anda, Angka Pasien Meninggal Diare lebih Tinggi Dari DBD
Fikri Akbar, Pontianak
Fakta mengejutkan terjadi, menurut data yang diperoleh dari Medical Record Rumah Sakit Umum Daerah Sudarso, Kamis (30/9) menyebutkan bahwa angka kematian yang disebabkan oleh penyakit diare lebih tinggi jika dibandingkan angka kematian yang disebabkan oleh demam berdarah.
Untuk tahun 2010 saja, dari total keseluruhan 698 kasus pasien diare, tercatat sebanyak 11 orang meninggal dunia. Sedangkan dari 116 pasien rawat inap kasus DBD, hanya tercatat sebanyak 4 orang meninggal saja yang disebabkan oleh sengatan nyamuk betina Aides Aegypti itu. Hal itu berbalik dengan anggapan awam sebagian warga selama ini, bahwa DBD lebih berbahaya daripada penyakit diare.
Data yang diambil sejak tahun 2006 hingga 2010 itu juga menyebutkan, selama kurang lebih dari 4 tahun dilakukannya pendataan. Perbedaan angka kematian dari kedua penyakit ini, menunjukkan perbandingan jumlah kematian yang cukup signifikan.
Sebagai data pembanding, untuk tahun 2006 misalnya, dari 679 kasus DBD, terdapat 8 orang pasien yang meninggal. Sedangkan untuk kasus diare, dari 1425 kasus, sedikitnya 18 orang meninggal. Selanjutnya, pada tahun 2007 disebutkan, dari 997 kasus Diare, terdapat 27 orang yang meninggal, itu cukup signifikan bila dibanding dengan 3 kematian dari 76 kasus DBD sepanjang 2007.
Pada 2008 lagi, sedikitnya 1142 kasus diare memenuhi bursa penyakit-penyakit fenomenal dengan 25 pasien meninggal. Jauh bedanya dengan hanya 153 kasus DBD yang hanya menyisakan 5 angka kematian.
Baru pada tahun 2009 silam, angka kasus DBD naik rangking hinga 2794 kasus dengan angga kematian yang fantastis, mencapai 59 jiwa. Sedang diare tetap bertahan pada 2009 dengan jumlah 1142 kasus, dengan kematian lebih rendah, yakni hanya 14 jiwa saja.
Fakta mengejutkan terjadi, menurut data yang diperoleh dari Medical Record Rumah Sakit Umum Daerah Sudarso, Kamis (30/9) menyebutkan bahwa angka kematian yang disebabkan oleh penyakit diare lebih tinggi jika dibandingkan angka kematian yang disebabkan oleh demam berdarah.
Untuk tahun 2010 saja, dari total keseluruhan 698 kasus pasien diare, tercatat sebanyak 11 orang meninggal dunia. Sedangkan dari 116 pasien rawat inap kasus DBD, hanya tercatat sebanyak 4 orang meninggal saja yang disebabkan oleh sengatan nyamuk betina Aides Aegypti itu. Hal itu berbalik dengan anggapan awam sebagian warga selama ini, bahwa DBD lebih berbahaya daripada penyakit diare.
Data yang diambil sejak tahun 2006 hingga 2010 itu juga menyebutkan, selama kurang lebih dari 4 tahun dilakukannya pendataan. Perbedaan angka kematian dari kedua penyakit ini, menunjukkan perbandingan jumlah kematian yang cukup signifikan.
Sebagai data pembanding, untuk tahun 2006 misalnya, dari 679 kasus DBD, terdapat 8 orang pasien yang meninggal. Sedangkan untuk kasus diare, dari 1425 kasus, sedikitnya 18 orang meninggal. Selanjutnya, pada tahun 2007 disebutkan, dari 997 kasus Diare, terdapat 27 orang yang meninggal, itu cukup signifikan bila dibanding dengan 3 kematian dari 76 kasus DBD sepanjang 2007.
Pada 2008 lagi, sedikitnya 1142 kasus diare memenuhi bursa penyakit-penyakit fenomenal dengan 25 pasien meninggal. Jauh bedanya dengan hanya 153 kasus DBD yang hanya menyisakan 5 angka kematian.
Baru pada tahun 2009 silam, angka kasus DBD naik rangking hinga 2794 kasus dengan angga kematian yang fantastis, mencapai 59 jiwa. Sedang diare tetap bertahan pada 2009 dengan jumlah 1142 kasus, dengan kematian lebih rendah, yakni hanya 14 jiwa saja.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar